ABSTRAK

Latar belakang: Dunia telah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada tahun 2030. Orang yang menderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) diperkirakan berjumlah 36,7 juta. Sedangkan orang yang mengetahui status HIV baru 25,5 juta (69.48%), 19,5 juta sudah dalam perawatan pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap status HIV masyarakat di Kabupaten Kebumen.
Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kasus kontrol, lokasi di Kabupaten Kebumen. Pengambilan data penelitian dilaksanakan Januari -Februari 2018, sampel kasus sebesar 81 subjek dan kontrol sebesar 162 subjek, dipilih dengan fixed disease sampling, variabel independen yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan, pendidikan, keinginan mengetahui status HIV, dukungan tenaga kesehatan, ganti ganti pasangan, adanya IMS, sedangkan variabel dependen adalah status HIV. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi logistik.
Hasil: Status HIV positif akan meningkat karena dipengaruhi oleh pendapatan yang tinggi (OR=2.94; 95% CI= 1.04 sampai 8.26; p= 0.041), umur ? 24 tahun (OR=4.33; 95% CI= 1.19 sampai 15.8; p= 0.026), , tidak adanya keinginan mengetahui status (OR=0.21; 95% CI= 0.09 sampai 0.51; p=0.001), tidak adanya dukungan tenaga kesehatan (OR=5.62; 95% CI= 0.88 sampai 35.58; p= 0.067),adanya perilaku ganti ganti pasangan (OR=6.59; 95% CI= 2.69 sampai 16.18; p<0 OR=14.19; xss=removed>Kesimpulan: Status HIV positif akan meningkat karena dipengaruhi oleh pendapatan yang tinggi, umur ? 24 tahun, tidak adanya keinginan mengetahui status, tidak adanya dukungan tenaga kesehatan, adanya perilaku ganti gantipasangan dan adanya sakit IMS.

Kata kunci: Sosial Ekonomi, HIV, regresi logistik.