Penulis Utama | : | Luis Da Costa |
NIM / NIP | : | T741208004 |
Abstrak
Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang khas dan unik serta memiliki sumberdaya alam pantai yang potensial, namun ekosistem hutan mangrove saat ini sangatlah memprihatinkan karena tekanan ekonomi masyarakat setempat sebagai akibat dari ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesadaran masyarakat yang rendah terhadap manfaat, dan kekhasan atau keunikan ekosistem hutan mangrove tersebut. Kesadaran masyarakat yang rendah terhadap peran dan manfaat hutan mangrove telah menyebabkan terjadinya kerusakan hutan mangrove secara luas di wilayah Metinaro sehingga banyak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Tujuan penelitian adalah; 1). Mengidentifikasi kondisi hutan mangrove dan kerusakannya di pantai Metinaro, Timor-Leste, 2). Mengidentifikasi dan mempelajari faktor penyebab kerusakan hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste, 3). Menganalisis dampak kerusakan dan evaluasi kerusakan terhadap lingkungan dan valuasi ekonomi, 4). Merumuskan model pengelolaan hutan mangrove yang tepat untuk menekan tingkat kerusakan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste.
Ruang lingkup penelitian ini adalah penekanan pada aspek biofisik bagi pengelolaan hutan mangrove sebagai pendukung kestabilan ekosistem di pantai Metinaro, Timor-Leste. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan metode survei. Identifikasi diperoleh secara explorasi, foto visual dan peta lokasi. Tingkat kerusakan dan penyebab diperoleh dengan metode plot kemudian diteruskan dengan analisis vegetasi. Dampak kerusakan hutan mangrove diperoleh dengan metode survei, observasi dan pengukuran langsung, dan diakhiri dalam merumuskan model dengan menggunakan regresi linier sederhana berganda.
Identifikasi vegetasi berdasarkan kondisi hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste saat ini, menunjukkan bahwa jenis vegetasi mangrove yang didapatkan di pantai Metinaro, Timor-Leste terdiri atas 9 jenis yaitu Rhizophora apiculata BI, Sonneratia alba J.E Smith, Avicennia alba BI, Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou, Rhizophora mucronata Lmk., Lumnitzera racemosa Willd. var. racemosa, Amyema anisomeres Dans, Ceriops tagal (Perr.) C. B. Rob, dan Brugueira exaristata Ding Hou. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi untuk tingkat pohon adalah jenis Rhizophora apiculata BI (88,21%), tingkat pancang adalah jenis Rhizophora apiculata BI (77,53%), dan tingkat anakan adalah jenis Avicennia alba J.E Smith (52,81%), sedangkan indeks keanekaragaman (H?) masing–masing tingkatan, antara lain: tingkat pohon (H?= 3,25), tingkat pancang (H?= 2,04), dan tingkat anakan (H?=1,57), sehingga masing-masing tingkatan tersebut menunjukkan keanekaragaman sedang dan keanekaragaman tinggi. Tingkat kerusakan hutan mangrove dilihat berdasarkan kerapatan adalah 1087 pohon/ha sehingga hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste berkategori rusak sedang karena < 1500>Dampak kerusakan hutan mangrove terhadap lingkungan, antara lain; abrasi pantai (AP) atau perubahan garis pantai (0,72 meter per tahun). Adapun dampak lain yaitu semakin menipis ketebalan hutan mangrove dilihat dari arah darat ke laut, antara 10 meter hingga kurang dari 400 meter, maka luasan kawasan hutan mangrove di Metinaro saat ini yang masih tersedia secara keseluruhan adalah sebesar ± 320,06 ha dan telah memberikan kontribusi kepada masyarakat cukup besar, antara lain; 1) Manfaat langsung: (a) Nilai manfaat langsung sebagai kayu bakar sebesar Rp.19.599.275,- (b) Nilai manfaat sebagai bahan bangunan (rumah maupun pagar) sebesar Rp.24.739.600,- (c) Nilai manfaat langsung daun nipah sebesar Rp.508.000,- (d) Nilai manfaat langsung ikan sebesar Rp.47.729.775,- (e) Nilai manfaat langsung udang sebesar Rp.25.387.300, dan nilai manfaat langsung kepiting sebesar Rp.13.360.400,- juta per tahun, 2) Manfaat tidak langsung (penahan abrasi) dengan nilai sebesar Rp.4.584.700,- juta/tahun, 3) Manfaat pilihan (keragaman hayati) dengan nilai sebesar Rp.6.985,- ribu rupiah/ha/tahun, 4) Manfaat eksistinsi (keinginan untuk membayar) keberadaan hutan mangrove sebesar Rp.123.952,- ribu/ha/tahun. Secara keseluruhan nilai manfaat ekonomi total sebesar Rp.149.002.750,- juta per tahun. Hal ini menjadi acuan pemerintah Timor-Leste untuk menentukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove, apabila tingkat kerusakan dapat ditekan maka lingkungan sosial ekonomi dapat terjaga dengan baik dan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti memperoleh 1 model pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang terbaik. Model ini dilakukan analisis secara bersamaan untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap jumlah pohon mangrove yang mati, sehingga dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana berganda secara bersamaan, maka dapat diketahui hasil bahwa ada 3 faktor yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap jumlah pohon mangrove yang mati di pantai Metinaro, sehingga hasil ini dijadikan sebagai hasil terbaik dan layak digunakan sebagai model pengelolaan ekosistem hutan mangrove di pantai Metinaro. Adapun persamaan dalam model ini adalah: (Constant) Y = a0 + b1X1 + b4X4 + b5X5. Dimana; Y= jumlah pohon mangrove yang mati, X1 = penebangan liar, X4 = abrasi pantai, dan X5 = umur tanaman.
Interpretasi model ini bisa digunakan untuk pengelolaan ekosistem hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste. Hal ini diasumsikan bahwa, jika setiap nilai X (faktor penyebab) dinaikan secara terus menerus, maka semakin besar faktor penyebab sehingga jumlah pohon mangrove yang mati semakin tinggi, dan sebaliknya. Jika nilai X (faktor penyebab) diturunkan secara terus menerus, maka semakin kecil faktor penyebab sehingga nilai Y (jumlah pohon mangrove yang mati) di pantai Metinaro semakin rendah. Artinya setiap faktor penyebab kerusakan hutan mangrove di pantai Metinaro ikut menurun, maka semakin besar jumlah pohon mangrove yang tumbuh di pantai Metinaro.
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti mendapatkan temuan baru dalam penelitian ini yang terdiri atas tiga aspek, antara lain; 1. Aspek ekonomi; nilai ekonomi tinggi tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena nilai tersebut lebih banyak di gunakan untuk keperluan adat yang relatif tinggi daripada untuk memperbaiki kerusakan ekosistem hutan mangrove, 2. Aspek biotik; musim kemarau berkepanjangan menyebabkan vegetasi hijau di daratan mati dan mengering serta sering terjadi kebakaran, sehingga hutan mangrove menjadi sasaran utama akibat kehabisan rerumputan sebagai sumber pakan binatang peliharaan (sapi, kerbau, kuda, kambing, dan babi), dan 3. Aspek matematik (Sosial); Y = a0+b1X1+b4X4+b5X5 atau Y = 14,528+0,602X1+294,953X4+0,930X5. Model ini diperoleh secara bersamaan yang diyakini cukup membantu dan penting digunakan untuk pengelolaan hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste. Berdasarkan asumsi bahwa, jika jumlah pohon mangrove yang mati (Y) menurun maka perlu menekan faktor X (faktor penyebab) jumlah pohon mangrove yang mati secara terus menerus, melalui langkah: pelatihan yang intensif, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang fungsi dan peran hutan mangrove, serta mempertahankan dan meningkatkan kearifan lokal Metinaro sebagai salah satu alat perlindungan pantai secara baik, sehingga model ini diyakini bisa digunakan untuk pengelolaan hutan mangrove di pantai Metinaro, Timor-Leste dengan baik serta dapat digunakan guna memprediksi peningkatan pertumbuhan jumlah pohon mangrove di pantai Metinaro untuk masa yang akan datang.
Kata Kunci : Mangrove, Keanekaragaman, Penyebab, Dampak, Ekonomi
Penulis Utama | : | Luis Da Costa |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | T741208004 |
Tahun | : | 2018 |
Judul | : | Model Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove di Pantai Metinaro, Timor-Leste |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2018 |
Program Studi | : | S-3 Ilmu Lingkungan SDA |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prog. Studi Ilmu Lingkungan-T741208004-2018 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. 2. Prof. Dr. Sunarto, M.S. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|