×
Latar Belakang: Autis ditandai dengan defisit komunikasi sosial dan interaksi sosial, pola perilaku yang berulang-ulang. Peran ibu dalam pendidikan anak lebih utama dan dominan daripada peran ayah, karena ibu adalah orang yang lebih banyak menyertai anak-anaknya sejak seorang anak itu lahir. Kualitas hidup anak autis dapat meningkat jika keterampilan interaksi dan komunikasi semakin membaik pada tahapan levelnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran ibu dalam pembimbingan komunikasi sosial anak autis sebagai determinan peningkatan kualitas hidup.
Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di Sekolah Khusus Negeri (SKh Negeri) 01 Kabupaten Tangerang pada bulan Oktober – Desember 2017. Jumlah informan yang digunakan yaitu 5 orang ibu, 5 anak autis, 3 orang guru selaku guru kelas, 2 orang terapis yang merupakan guru di sekolah, 1 orang koordinator terapi, dan 1 orang psikolog yang merupakan kepala sekolah. Variabel yang digunakan yaitu peran ibu dalam pembimbingan komunikasi sosial anak autis. Data dikumpulkan menggunakan wawancara mendalam, obsevasi dan analisis dokumen, dengan analisis data menggunakan analisis interaktif Miles and Huberman.
Hasil: Peran ibu dalam tata kelola dan pembimbingan komunikasi sosial anak autis sudah cukup baik meskipun terdapat perbedaan cara yang ditempuh oleh masing-masing ibu. Peran ibu dalam peningkatan kualitas hidup anak autis sudah cukup baik sehingga dari masing-masing anak mengalami kenaikan level keterampilan interaksi dan komunikasi meskipun berbeda kenaikan levelnya, dan masing-masing anak masih memiliki masalah yang belum dapat diselesaikan.
Kesimpulan: Peran ibu dalam pembimbingan komunikasi sosial anak autis sudah cukup baik, tetapi perlu diperbaiki lagi pelaksanaannya agar dapat meningkatkan kualitas hidup anak autis lebih baik lagi. Ibu sebaiknya masih melanjutkan program di rumah secara berkelanjutan sehingga potensi anak bisa berkembang dan kelemahan anak dapat dihilangkan.