Penulis Utama | : | Hendi Pratama |
NIM / NIP | : | T131508005 |
Abstrak
Pada disertasi ini, kompetensi dan strategi pembelajar bahasa Inggris dalam memahami implikatur percakapan bahasa Inggris menjadi bahasan utama. Kajian pragmatik pada penelitian ini fokus pada pembelajar bahasa Inggris. Tradisi kajian pragmatik untuk pembelajar bahasa Inggris mengikuti perkembangan pragmatik interbahasa (Interlanguage Pragmatics). Objek kajian pada penelitian ini adalah implikatur percakapan yang menggunakan klasifikasi gabungan antara beberapa teori dari Grice, Bouton dan Arseneault. Implikatur dijadikan sebagai objek penelitian karena implikatur adalah representasi ideal dari perwujudan daya pragmatik.
Kompetensi pada penelitian ini meliputi pemahaman implikatur, faktor yang mempengaruhi pemahaman implikatur dan faktor yang menghambat pemahaman implikatur. Strategi pada penelitian ini terkait dengan teknik-teknik yang digunakan oleh pembelajar bahasa Inggris untuk memahami implikatur bahasa Inggris. Terkait dengan cakupan tersebut dirumuskan tiga masalah utama pada penelitian ini. Pertama, bagaimanakah kompetensi pembelajar bahasa Inggris yang berasal dari paparan formal yang berbeda dalam memahami berbagai jenis implikatur percakapan; dan mengapa jenis implikatur tertentu lebih sulit daripada implikatur lainnya. Kedua, faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan menghambat kompetensi pembelajar bahasa Inggris dalam memahami implikatur percakapan; apakah faktor-faktor tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi lain di luar penelitian ini; mengapa faktor-faktor tersebut dapat atau tidak dapat digeneralisasikan. Ketiga, bagaimana strategi pembelajar bahasa Inggris dalam memahami implikatur percakapan; apakah terdapat perbedaan strategi antara pembelajar dengan kompetensi tinggi dan rendah dalam memahami implikatur; dan apabila terdapat perbedaan, mengapa terdapat perbedaan tersebut.
Pada penelitian ini, metode campuran digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Metode campuran yang digunakan adalah sekuensial eksplanasi. Pada metode campuran sekuensial eksplanasi, dua fase penelitian dilakukan secara berurutan. Fase penelitian yang pertama adalah fase kuantitatif dan yang kedua adalah fase kualitatif. Pada fase kuantitatif, sejumlah 110 mahasiswa dilibatkan pada penelitian ini: 40 mahasiswa bahasa Inggris, 32 mahasiswa kelas internasional dan 38 mahasiswa akuntansi reguler. Tiga instrumen pilihan ganda: implikatur, kosakata, tata bahasa, masing-masing terdiri atas 30 soal diujikan pada seluruh responden. Responden juga diminta untuk mengisi instrumen survei tentang paparan informal bahasa Inggris terdiri atas 10 butir. Pada fase kualitatif, 18 mahasiswa dengan nilai implikatur terendah dan tertinggi dipanggil kembali untuk mengikuti sesi Think Aloud Protocol (TAP). Pada sesi TAP responden diminta mengerjakan kembali soal implikatur dan di saat yang bersamaan menceritakan apa yang ada di pikiran mereka dengan dipandu oleh seorang pewawancara.
Dihasilkan tiga simpulan pada penelitian ini. Pertama, responden lebih menguasai implikatur idiosinkratik daripada implikatur formulaik dan responden dengan paparan informal bahasa Inggris yang berbeda memiliki kompetensi pemahaman implikatur yang berbeda. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pada konteks EFL, bahasa instruksi di dalam kelas sangat penting untuk pemahaman implikatur. Implikatur formulaik lebih mudah dikerjakan daripada implikatur idiosinkratik. Temuan ini menunjukkan bahwa implikatur formulaik dipengaruhi konvensionalitas bahasa Indonesia yang berbeda jauh dari bahasa Inggris. Kedua, faktor yang mempengaruhi pemahaman implikatur secara langsung adalah kosakata dan tata bahasa sedangkan paparan bahasa Inggris informal tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan karena jumlah dan kualitas paparan informal di konteks EFL tidak sebagus paparan jenis yang sama pada konteks ESL. Faktor penghambat pemahaman implikatur meliputi: overgeneralisasi aturan bahasa Inggris; keterbatasan kosakata dan tata bahasa; transfer negatif aturan bahasa Indonesia ke Inggris; dan ketidakmampuan berpikir mandiri secara terstruktur. Faktor penghambat terakhir dari daftar tersebut adalah temuan baru pada penelitian ini. Ketiga, strategi yang digunakan oleh pembelajar bahasa Inggris untuk memahami implikatur bahasa Inggris meliputi: teknik deduksi/induksi, inferensi linguistis, inferensi ekstralinguistis, elaborasi kreatif, teknik translasi, teknik menebak acak, inferensi antar-bagian, teknik transfer, elaborasi dunia sekitar, elaborasi pertanyaan, teknik pengulangan, elaborasi personal dan teknik imajeri. Terdapat perbedaan pola strategi pada kelompok pembelajar bahasa Inggris berkompetensi tinggi dan rendah yang disebabkan oleh kurangnya kontrol perhatian pada pembelajar kompetensi rendah.
Kata Kunci : pragmatik, pragmatik interbahasa, implikatur percakapan, pembelajar bahasa Inggris, strategi pragmatik
Penulis Utama | : | Hendi Pratama |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | T131508005 |
Tahun | : | 2018 |
Judul | : | Kompetensi dan Strategi Pembelajar Bahasa Inggris dalam Memahami Implikatur Percakapan |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2018 |
Program Studi | : | S-3 Linguistik (Pragmatik) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prog. Studi Linguistik-T131508005-2018 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. 2. Prof. Dr Rustono, M.Hum. 3. Dr. Sri Marmanto. M.Hum. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|