Indonesia merupakan salah satu negara dengan dengan tingkat intensitaskegempaan yang cukup tinggi, terlihat dari lokasinya yang berdekatan dengansumber-sumber gempa diantaranya, zona subduksi, sesar (fault) yang aktif, dancinicin api pasifik (gunung berapi) yang tersebar di sepanjang negara kepulauanini. Diantara beberapa pulau di Indonesia, Pulau Jawa menjadi salah satu pulaudengan aktivitas seismik yang tinggi. Pulau dengan jumlah penduduk palingbanyak, sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan industri menjadikan Jawamempunyai tingkat resiko kerusakan bangunan dan infrastruktur yang cukuptinggi. Salah satu bangunan yang mempunyai tingkat resiko tinggi adalahbendungan urugan. Penelitian ini menganalisis stabilitas pada salah satubendungan besar Indonesia yaitu Bendungan Kedung Ombo Bendungan initerletak di perbatasan 3 kabupaten besar yaitu Kabupaten Grobogan, Boyolali danSragen. Bendungan ini dibangun pada tahun 1976 sampai 1985, dengan tinggi 60m. Mengingat usia bendungan yang mencapai 30 tahun serta potensi gempa yangcukup tinggi, maka perlu adanya evaluasi terbaru mengenai stabilitas BendunganKedung Ombo. Analisis ini menggunakan 2 metode yaitu statik (tanpa bebangempa) dan dinamik dengan menggunakan parameter beban gempa safetyevaluation earthquake (SEE), yaitu gempa maksimum yang mungin terjadi, yangmemberikan pengaruh terhadap bendungan tanpa terjadi keruntuhan. Gempa SEEdinyatakan sebagai gempa dengan periode ulang 10.000 tahun apabila dihitungdengan cara PSHA. Hasil analisis stabilitas statik adalah nilai safety factor padalereng hulu dan hilir bendungan, sedangkan hasil analisis dinamik berupa nilaidisplacement yang terjadi pada tubuh bendungan akibat beban gempa. Bebangempa yang di-input dalam bendungan merupakan hasil dari analisis resikogempa atau sering disebut dengan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA)dengan bantuan software R-Crisis 2018. Hasil analisis PSHA menunujukkan nilaipercepatan tanah maksimum, hasil deagregasi dan pemilihan ground motion dilokasi tinjuan.