×
Perkembangan suatu daerah berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan
penduduk serta meningkatnya kebutuhan air. Salah satunya adalah DAS
Ngunggahan yang bermuara di waduk Wongiri. Fenomena ini tidak sejalan dengan
ketersediaan air yang semakin lama jumlahnya tetap, bahkan berkurang. Minimnya
informasi serta pengelolaan yang kurang tepat membuat tidak terpenuhinya
kebutuhan air pada DAS Ngunggahan. Penelitian ini mencoba membuat peta neraca
sumber daya air tahun 2019 berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Metode
yang digunakan untuk simulasi debit adalah Mock 15 harian dengan membagi DAS
menjadi 3 sub DAS kecil.
Hasil dari penelitian menunjukkan terjadinya dua neraca yang berbeda. Neraca
sumber daya air tahun 2019 dengan asumsi semua kebutuhan air dipenuhi dari debit
sungai menunjukkan terjadinya defisit disemua Sub DAS. Sub DAS 1 memiliki
ketersediaan air sebesar 1517,79 x 10 8 liter/tahun dan kebutuhan air 5695,45 x 10 liter/tahun, Sub DAS 2 memiliki ketersediaan air 640,887 x 108
liter/tahun dan, kebutuhan air 2876,95 x 10 8 liter/ tahun, Sub DAS 3 memiliki ketersediaan air 439,69 x 10 8
liter/ tahun dan kebutuhan air 1315,31 x 108 liter/ tahun.
Sehingga peta berwarna merah disemua Sub DAS. Sedangkan neraca sumber daya air tanpa
mempertimbangkan air irigasi juga dihitung dengan asumsi kebutuhan air irigasi dipenuhi dari waduk Parangjoho dan Kedunguling. Hasil perhitungan menunjukkan
Sub DAS 1 memiliki ketersediaan air 1517,79 x 108 liter/ tahun dan kebutuhan air 1439,02 x 108 liter/ tahun, Sub DAS 2 memiliki ketersediaan air 934,80 x 10 liter/ tahun dan kebutuhan air 1062,18 x 10
liter/tahun, Sub DAS 3 memiliki ketersediaan air 733,60 x 108 liter/tahun dan kebutuhan air 372,05 x 10 liter/ tahun. Sehingga peta berwarna oranye pada Sub DAS 1 dan 3, sedangkan Sub DAS
2 berwarna merah. 888