Penelitian tentang kekhasan bahasa pambiwara dalam panggih temanten Surakarta, ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kekhasan bahasa (kekhasan bunyi-bunyi, kekhasan morfologi, pilihan kata, dan gaya bahasa) pada bahasa pambiwara dalam upacara panggih temanten di Surakarta, (2) mengetahui fungsi bahasa (kekhasan bunyi-bunyi, kekhasan morfologi, pilihan kata, dan gaya bahasa) dalam bahasa pambiwara dalam panggih temanten Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan stilistika. Sumber data diperoleh dari bahasa pambiwara panggih  temanten di Surakarta. Data dalam penelitian ini berupa penggunaan bahasa Jawa dalam pambiwara panggih temanten dalam bahasa Jawa Surakarta. Data kebahasaan berupa kata-kata dan kalimat yang akan ditentukan unsur gaya bahasa dengan menentukan keunikan dan kekhasan pemakainan bahasa yang bisa dikaji secara stilistika. Metode yang digunakan adalah metode simak. Teknik dasar yang digunakan yaitu teknik sadap, dengan teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ekstralingual. Dalam hal ini dilakukan penyimakan terhadap sumber data, kemudian setiap tuturan atau bagian tuturan yang memiliki aspek bunyi-bunyi bahasa yang khas, aspek morfologi, pilihan kata , dan gaya bahasa dicatat sebagai data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan kekhasan bahasa pambiwara panggih temanten Surakarta meliputi kekhasan bunyi bahasa, kekhasan morfologi, pilihan kata, dan gaya bahasa. Pemanfaatan kekhasan bahasa pambiwara panggih temanten Surakarta menunjukan bahwa bahasa pambiwara panggih temanten Surakarta merupakan bahasa yang estetis yang dapat dikaji secara stilistika. Fungsi bahasa bahasa pambiwara panggih temanten Surakarta berhubungan dengan fungsi akal budi yang berupa etika dalam menyampaikan pambiwara kepada audiens dan juga keestetikan dalam berbahasa yang dilakukan oleh MC pambiwara. Kemudian fungsi kerja sama, diperlukan etika kesopanan menghargai orang lain yang ditrunjukan dengan penggunaan bahasa krama oleh MC pambiwara, serta keestetisan kalimatnya memerlukan diksi yang tepat dan sesuai dengan konteks acara panggih temanten tersebut. Kedua fungsi tersebut terdapat pada bahasa pambiwara panggih temanten Surakarta supaya terjadi komunikasi yang baik antara MC dengan audiens. Kedua fungsi ini juga bertujuan agar kita mengetahui bahasa pambiwara tersebut sangat indah dan tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari.