×
ABSTRAK
Bahasa isyarat merupakan bahasa yang digunakan oleh teman-teman Tuli untuk berkomunikasi sehari-hari. Di Indonesia sendiri bahasa isyarat ada dua yaitu SIBI (sistem bahasa isyarat Indonesia) dan BISINDO (bahasa isyarat Indonesia). Namun, dari dua bahasa isyarat tersebut, hanya satu bahasa isyarat yang diakui oleh pemerintah yaitu SIBI. Namun, untuk berkomunikasi sehari-hari SIBI dianggap sebagai bahasa yang sukar untuk digunakan. Untuk itu, teman-teman Tuli yang tergabung di dalam organisasi Gerkatin Solo berusaha untuk mensosialisasikan BISINDO sebagai bahasa Tunarungu.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui aktivitas sosialisasi yang telah dilakukan oleh GERKATIN Solo untuk menjadikan BISINDO sebagai bahasa isyarat tunarungu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Aksi dari Talcott Parsons. Dalam teori aksi ini aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma mengarahkan dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan.
Hasil dari penelitan yang sudah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas sosialisasi BISINDO oleh organisasi Gerkatin Solo ini yaitu: masih terdapat teman-teman Tuli yang belum menguasai BISINDO yang baik dan benar, SIBI dianggap sebagai bahasa isyarat yang sukar untuk digunakan dalam proses komunikasi sehari-hari, kegiatan yang dilakukan oleh organisasi bertujuan untuk memperjuangkan dan mensosialisasikam bahasa isyarat Indonesia (BISINDO)
Kata Kunci: Sosialisasi Bahasa Isyarat Indonesia, Organisasi Gerkatin Solo, Bahasa Isyarat Indonesia