×
Kampung Jayengan Tengah dikenal sebagai tempat bermukimnya para pengrajin permata dari Suku Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan yang telah bermukim sejak awal abad 19. Keterampilan mengasah permata dan batu mulia diperoleh secara turun temurun langsung dari suku Banjar dan masih dipertahankan oleh para pengrajin hingga saat ini. Para pengrajin permata di Jayengan berusaha untuk mengembangkan Jayengan sebagai kampung kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi, partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Kampung Permata, dan strategi pengembangan Jayengan Kampung Permata sebagai wisata industri kreatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi dengan mengamati secara langsung aktivitas masyarakat dalam pengembangan wisata di Jayengan Kampung Permata. Metode wawancara untuk menggali informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian. Metode studi pustaka digunakan sebagai bahan pendukung referensi dalam analisis penelitian. Studi dokumen dilakukan untuk melengkapi data penelitian. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Jayengan Kampung Permata memiliki potensi wisata unggulan berupa kerajinan batu permata atau batu mulia, wisata budaya berupa tradisi pembagian bubur samin, kesenian hadrah, dan wisata religi lain, serta wisata kuliner berupa makanan khas Banjar dan Surakarta. Masyarakat antusias dengan adanya program yang dilakukan untuk mengembangkan Jayengan Kampung Permata menjadi destinasi wisata Kota Surakarta. Pengelola dapat mengembangkan Jayengan Kampung Permata dengan meningkatkan kualitas produk yang dimiliki. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Jayengan Kampung Permata merupakan destinasi wisata di Kota Surakarta yang memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata industri kreatif satu- satunya di Kota Surakarta yang menghadirkan produk wisata berupa kerajinan batu permata, dengan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama dalam melestarikan budaya yang dimiliki berupa kesenian hadrah, pembagian bubur samin atau bubur khas Banjar, serta adanya bauran budaya Jawa dan Banjar menjadi modal sosial Jayengan untuk menjadi destinasi wisata.