TEH TEMU MANGGA MANIS RENDAH KALORI DENGAN PENAMBAHAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL BERKHASIAT ANTIOKSIDAN

RINGKASAN

Teh merupakan minuman yang sangat digemari di Indonesia. Teh terbuat dari daun teh yang dipotong-potong menjadi ukuran kecil dan halus yang dibungkus dengan menggunakan kantung teh. Teh disajikan dengan air hangat dan campuran gula. Namun, pemakaian gula yang berlebih dapat mengakibatkan penyakit seperti diabetes. Pemanis alami rendah kalori kini banyak digunakan seperti daun stevia. Daun stevia (Stevia rebaudiana   Bertoni)   adalah   pemanis   alami   300   kali   dari   sukrosa.   Daun   stevia mengandung berbagai macam zat seperti alkaloid, tannin dan flavanoid yang memiliki aktivitas antiplak.  Minuman teh celup fungsional dengan memanfaatkan tanaman herbal mulai banyak diminati. Pengolahan teh celup herbal dengan bahan dasar temu mangga merupakan salah satu bentuk inovasi, karena memiliki banyak manfaat kesehatan. Temu mangga memiliki aroma seperti mangga yang mengandung senyawa antioksidan, diantaranya kalkon, flavon, flavanon yang cenderung larut dalam air. Ekstrak air temu mangga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga mampu menekan radikal bebas. Namun teh celup temu mangga ini memiliki aroma yang kurang dikehendaki. Untuk itu perlu ditambahkan  flavouring agent  seperi daun jeruk  untuk memperbaiki aroma teh temu mangga. Daun jeruk memiliki aktivitas antioksidan dan penangkal senyawa radikal bebas.
Pembuatan teh temu mangga ini meliputi tahap persiapan bahan, tahap pembuatan teh  temu  mangga  dan  tahap  pengemasan.  Tahap  persiapan  yang  dilakukan  adalah
membuat serbuk temu mangga, serbuk daun stevia, dan serbuk daun jeruk purut. Tahap pembuatan teh temu mangga meliputi pencampuran serbuk temu mangga, serbuk daun
stevia dan serbuk daun jeruk purut sesuai dengan formulasi. Tahap selanjutnya adalah tahap  pengemasan.  Kemasan  yang  digunakan  adalah  kemasan  primer  dan  kemasan
sekunder. Kemasan primer yang digunakan adalah kertas nylon berpori atau kantong teh dan kemasan sekunder yang digunakan adalah kertas ivory glossy. Teh temu mangga
yang sudah jadi kemudian ditimbang seberat 2 g, dimasukan ke dalam kantung teh dan di sealer pada bagian atas kantong teh untuk merekatkan antara tali dengan kantong serta membuat  bagian  isi  teh  tidak  keluar  dari  dalam  kantong.  Setelah  itu,  kantong  teh
dimasukkan kedalam satu kotak sebanyak 15 buah.
Analisa kualitas sensori sensoris temu mangga dilakukan dengan metode ranking. Formulasi yang terpilih yaitu formulasi F2 dengan perbadingan 50% temu mangga, 17%
daun stevia dan 33?un jeruk purut. Berdasarkan analisa kapasitas antioksidan temu
mangga didapatkan hasil radical scavenging sebesar 19,52 % DPPH/ gr sampel dan fenolik total sebesar 279,4 mg/GAE/gr sampel serta analisa kulalitas teh temu mangga
diperoleh kadar air sebesar 7,68 %, kadar abu sebesar 7,49%, dan kualitas seduhan yaitu
total  padatan  terlarut  (°Brix)  sebesar  1°Brix,  kekeruhan  sebesar  0,3957,  dan  warna
Lightness sebesar 55,05, redness 1,62, serta yellowness 6,59. Pada warna dihasilkan nilai
°Hue sebesar 76,13 yang menandakan bahwa teh temu mangga ini berwarna merah kekuningan.   Kemudian   dilanjutkan   dengan   analisis   kelayakan   usaha,   IRR   yang
didapatkan  sebesar  68,31%  yang  artinya  produk  ini  layak  untuk  dijalankan  karena
IRR>DF. Sedangkan Net B/C yang didapatkan sebesar 1,23 yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan karena B/C>1.

Kata kunci : Proses Produksi, Teh Temu Mangga, Antioksidan.