×
Budaya popular Jepang seperti anime, manga, musik dan fashion telah popular dikalangan generasi muda indonesia. Sudah tidak bisa disangkal lagi bahwa budaya popular tersebut telah masuk dan berpengaruh ke dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar pecintanya. Berkembangnya budaya popular Jepang di Indonesia membuat semakin banyak munculnya komunitas pencinta budaya Jepang. Di Kota Surakarta sendiri terdapat beberapa komunitas pencinta budaya Jepang. Salah satu komunitas tersebut adalah Visual shOck Community (VOC). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dari komunitas VOC, hegemoni budaya popular Jepang dalam gaya hidup, serta dimensi internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya hegemoni budaya popular Jepang pada komunitas VOC. Penelitian ini menggunakan teori Hegemoni dari Antonio Gramci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan penelitian adalah anggota komunitas VOC, keluarga dan teman sebaya. Teknik pengambilan sample adalah purposive sampling. Lokasi penelitian ini di komunitas VOC. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model Miles and Hubermas yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan, serta untuk validitas data menggunakan triagulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup pecinta budaya Jepang telah terpengaruh dengan budaya popular Jepang. Mulai dari gaya berpakaian, gaya rambut, musik dan cara berfikir mereka yang sudah terpengaruh oleh budaya popular Jepang. Media berhasil menarik perhatian cosplayer Harajuku khususnya anggota komunitas VOC yang menggemari budaya populer Jepang. Hal tersebut membuat para cosplayer Harajuku khususnya anggota VOC menjadi kagum dan memiliki rasa untuk meniru segala hal yang ditayangkan dalam serial anime. Rasa kagum ini merupakan efek dari hegemoni. Kekuatan hegemoni berefek pula pada munculnya perilaku Japanisasi yang terjadi dalam anggota VOC.