Abstrak

Menentukan   harga  eceran  dan  kualitas  produk  adalah  hal  yang  penting dalam memaksimumkan keuntungan.  Jika  harga  produk  terlalu  mahal atau  ku- alitas  produk  terlalu  rendah,  maka tingkat  permintaan produk  menjadi  sedikit. Sebaliknya, harga  produk  yang terlalu  murah  atau  kualitas  produk  yang terlalu tinggi secara berturut-turut menyebabkan  pendapatan menjadi sedikit dan biaya produksi  meningkat.   Model persediaan  closed-loop supply chain  (CLSC ) dapat digunakan  untuk  menentukan harga dan kualitas  produk dengan memaksimum- kan keuntungan gabungan  produsen, pengecer, dan pengepul.
Penelitian  ini bertujuan untuk  mengembangkan  model persediaan  CLSC dengan remanufacturing,  refurbishing, dan manajemen produk kedaluwarsa.  Mo- del yang  dikembangkan  terdiri  atas  tiga  pihak  yaitu  produsen,  pengecer,  dan pengepul  yang  mengumpulkan   produk  bekas  dan  megirimkannya  ke produsen untuk  diolah kembali.  Produk  bekas yang dapat  memperoleh  kualitas  yang sa- ma dengan produk baru diolah dengan remanufacturing.  Refurbishing  digunakan apabila produk bekas pakai tidak  dapat  memperoleh kualitas  yang sama dengan produk  baru.  Produk  yang tidak  terjual  sampai melewati masa kedaluwarsanya dikirimkan  ke pengepul oleh pengecer.
Model persediaan yang diperoleh diterapkan pada industri air minum dalam kemasan (AMDK). Dari penerapan,  diperoleh keuntungan gabungan  maksimum sebesar Rp 4.838.750, 00, dengan persentase keuntungan produsen, pengecer, dan pengepul secara berturut-turut adalah  46, 5%, 44%, dan 9, 5%.

Kata Kunci : model persediaan, CLSC,  keuntungan maksimum, remanufactur- ing, refurbishing, produk kedaluwarsa