ABSTRAK

Daerah Irigasi Cengklik semula dibangun Pemerintah Belanda guna penyediaan air tanaman tebu Pabrik Gula Colomadu. Setelah pabrik gula tidak beroperasi dan karena perubahan pola tanam dari tanaman tebu menjadi padi-padi palawija maka terjadi peningkatan kebutuhan air.Permasalahan menurunnya kondisi jaringan dan keterbatasan air dari Waduk Cenglik menjadikan jaringan irigasi ini tidak berfungsi efektif sejak tahun 1998.Daerah hilir yang tidak mendapatkan air irigasi adalah Desa Giriroto. Oleh karena itu solusi jangka pendek yang diusulkan adalah penataan Jaringan Irigasi Cengklik guna meningkatkan efisiensi irigasi dan penyediaan air baku dengan membangun embung. Dalam jangka panjang diperlukan peningkatan kapasitas Waduk Cengklik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besar volume tampungan embung, serta mengetahui hasil desain dari bangunan embung Giriroto 1.
Metode penelitian ini di lakukan secara deskriptif kuantitatif, yaitu menentukan wilayah yang akan direncanakan, mengidentifikasi masalah, mencari literatur yang sesuai, menspesifikkan tujuan penelitan, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat laporan Tugas Akhir.
Pada musim kemarau, air akan dipompa keluar guna memenuhi kebutuhan irigasi pada MT III yang terbagi dalam DI Saluran Sekunder Demen melayani areal seluas 27 Ha, DI Saluran Sekunder Kalimantan melayani areal seluas 81 Ha, serta Saluran Primer BCi.14 yang melayani areal seluas 164 Ha. Output yang diperoleh dari studi ini yaitu besar kebutuhan air irigasi MT III pada Bulan Agustus 369.023 m3, pada Bulan September 470.014 m3pada Bulan Oktober 405.060 m3dan total kebutuhan air palawija adalah sebesar 1.244.097 m3, maka dari itu dapat dihitung kapasitas volume embung sebesar 174.000 m3 dengan luas areal 3Ha dan direncanakan sedalam 5,8 m, dan didapatkan besar faktor k yaitu 0,1398.

kata kunci : embung, kebutuhan air irigasi, volume, hidrologi, daerah irigasi, saluran.