Penulis Utama | : | Amalia Mutia Mulyadiana |
NIM / NIP | : | I0313011 |
ABSTRAK
Klaster industri merupakan konsentrasi geografis dari perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu karena kebersamaan dan saling melengkapi. Pengembangan klaster industri sebagai strategi untuk pengembangan industri di Indonesia tidak tanpa hambatan. Fakta menunjukkan bahwa kondisi masing-masing klaster yang berbeda karena adanya perbedaan karakteristik setiap tahapan pertumbuhan klaster industri. Perbedaan tahapan pertumbuhan klaster industri memiliki dampak pada intervensi kebijakan yang berbeda yang harus diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan yang diterapkan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta selama ini tidak berdasarkan kondisi masing-masing klaster industri melainkan berupa pelatihan terhadap klaster terpilih berdasarkan jenis usahanya.
Untuk merumuskan intervensi kebijakan berdasarkan kondisi masing-masing klaster industri, diperlukan pemahaman tentang tahapan pertumbuhan klaster industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimensi, elemen, dan indikator dan penentuan bobot dalam pengembangan model penilaian untuk menentukan tahapan pertumbuhan pada masing-masing klaster di Kota Surakarta. Penentuan bobot masing-masing dimensi dan elemen penilaian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam penyusunan kuesioner AHP digunakan Induced Bias Matrix Model (IBMM) untuk merancang nilai item dalam perbandingan berpasangan dan untuk memperkirakan nilai item yang hilang dalam matriks perbandingan berpasangan. Setelah itu dilakukan survei untuk mengetahui kondisi klaster dan kemudian dilakukan perhitungan indeks TPKI dengan mengalikan bobot tiap elemen dan skala berdasarkan kondisi klaster.
Pada penilaian tahapan pertumbuhan klaster industri dimensi yang menjadi pertimbangan utama adalah kolaborasi stakeholders, kemudian pengembangan pasar, konsentrasi industri, dan kelengkapan aktor. Untuk elemen yang menjadi pertimbangan utama dalam dimensi kolaborasi stakeholders adalah kondisi kelembagaan kolaborasi, dimensi pengembangan pasar adalah pembagian order, dimensi konsentrasi industri adalah jumlah perusahaan yang bergabung dalam klaster, sedangkan dimensi kelengkapan aktor adalah tipe aktor dalam hubungan vertikal. Dari hasil penelitian didapatkan satu klaster berada pada tahap agglomeration, dua klaster pada tahap emerging, dan satu klaster pada tahap mature. Kemudian dilakukan pemetaan masalah berdasarkan tahapan pertumbuhan klaster dan pemberian alternatif solusi untuk meningkatkan tahapan pertumbuhan klaster tersebut.
Kata kunci : Klaster Industri, AHP, IBMM, Penilaian Tahapan Pertumbuhan Klaster Industri
Penulis Utama | : | Amalia Mutia Mulyadiana |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | I0313011 |
Tahun | : | 2017 |
Judul | : | Pengembangan Model Penilaian Tahapan Pertumbuhan Klaster Industri (Studi Kasus: Klaster Industri Kota Surakarta) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - F. Teknik - 2017 |
Program Studi | : | S-1 Teknik Industri |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-F. Teknik, Jurusan Teknik Industri, I0313011-2017 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. I Wayan Suletra, S. T., M. T. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. Teknik |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|