ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar ini menjadi potensi besar dalam sektor perikanan untuk menyejahterakan masyarakat. Sektor perikanan dikelompokkan menjadi dua yaitu perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan darat  memiliki  resiko  yang  lebih  minim  dibanding  dengan  perikanan  laut, sehingga mampu mendukung perkembangan ekonomi pedesaan. Salah satu jenis budidaya ikan tawar yang dikembangkan di Kabupaten Sukoharjo adalah ikan gurami, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan pemeliharaan yang mudah dibandingkan dengan jenis komiditi ikan air tawar yang lain.
Tujuan penelitian ini menganalisis biaya, penerimaan dan pendapatan: menganalisis faktor produksi yang berpengaruh: dan menganalisis efisiensi pengkombinasian  faktor  produksi  yang  digunakan  pada  usahatani  pembesaran ikan gurami. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Kecamatan Polokarto yang banyak membudidayakan pembesaran ikan gurami. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah (1) analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, (2) analisis regresi linear berganda fungsi produksi Cobb-Douglas dan (3) analisis efisiensi penggunaan faktor produksi dengan rasio NPMXi dan Pxi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa total biaya usahatani pembesaran ikan gurami per musim budidaya sebesar Rp 272.942.226,15/Ha, rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 973.427.338,95/Ha dan rata-rata pendapatan yang yaitu sebesar Rp 700.485.112,80/Ha. Faktor yang berpengaruh terhadap hasil produksi ikan gurami yaitu benih, pakan, pupuk kandang, dan tenaga kerja. Penggunaan faktor produksi tersebut tidak efisien atau penggunaan input produksi perlu dikurangi jumlahnya. Diharapkan pemerintah memperhatikan usaha pembesaran ikan gurami agar dapat menjadi sumber pendapatan yang potensial dan menjadi pengembangan usaha didaerah melalui cara intensifikasi dan ekstensifikasi; pemerintah  atau  swasta  mampu  memberikan  informasi  mengenai pengkombinasian faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mencapai efisien baik dalam biaya serta menghasilkan keuntungan maksimum; serta petani pembudidaya meningkatkan pengelolaan manejemen input, produksi, sumberdaya manusia dan pemasaran melalui kelompok agar keberlangsungan usaha ini dapat terus ada. Dengan adanya pengkoordinasian dari pemerintah maka akan mempermudah untuk melakukan sekolah lapang atau kunjungan ke petani ikan yang sukses untuk berbagi pengalaman serta informasi.