Penulis Utama | : | Novia Dwi Nugraheni |
NIM / NIP | : | H0813129 |
ABSTRAK
Ubi kayu sebagai salah satu komoditi pertanian ditinjau dari kemudahan bahan baku dan dari kelengkapan komposisi gizinya. Ubi kayu lebih menguntungkan apabila diolah terlebih dahulu menjadi bentuk makanan lain karena dapat meningkatkan keawetan. Getuk merupakan salah satu produk olahan ubi kayu yang dapat memberikan nilai tambah. Getuk di Kota Magelang dibedakan menjadi 2 yakni getuk modern dan getuk tradisional yang keduanya memiliki perbedaan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keuntungan, profitabilitas, efisiensi usaha dan resiko usaha dari agroindustri getuk modern dan getuk tradisional di Kota Magelang serta membandingkan besarnya nilai tambah per bahan baku dan nilai tambah per tenaga kerja dalam usaha agroindustri getuk modern dan getuk tradisional di Kota Magelang.
Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitis. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu Kota Magelang karena memiliki makanan khas getuk yang dibagi menjadi dua yakni getuk modern dan getuk tradisional. Metode penentuan responden yang digunakan adalah survey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis usaha dan analisis nilai tambah dengan menggunakan data selama satu bulan (Februari 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya total yang dikeluarkan pada usaha getuk modern adalah Rp. 29.418.424,55/bulan dan getuk tradisional adalah Rp. 18.089.066,76/bulan, dengan rata-rata penerimaan getuk modern sebesar Rp. 57.344.500/bulan dan getuk tradisional Rp. 25.492.363,64/bulan. Keuntungan rata-rata untuk getuk modern adalah Rp. 28.196.075,45/bulan dan getuk tradisional Rp. 7.403.296,88/bulan. Profitabilitas usaha agroindustri getuk modern sebesar 75,34% dan getuk tradisional sebesar 27,82%. Efisiensi usaha getuk modern sebesar 1,75 dan getuk tradisional sebesar 1,28. Usaha agroindustri getuk modern dan getuk tradisional mempunyai KV ? 0,5 atau L ? 0, sehingga resiko usaha kedua usaha tersebut kecil atau mengalami keuntungan. Nilai tambah per bahan baku usaha getuk modern sebesar Rp 16.472,69/kg dan getuk tradisional adalah Rp 8.549,94/kg. Nilai tambah per tenaga kerja usaha agroindustri getuk modern Rp 27.750,17JKO sedangkan getuk tradisional adalah sebesar Rp 15.866,28/JKO. Hasil uji-t menunjukkan usaha agroindustri getuk modern memiliki nilai keuntungan, profitabilitas, efisiensi usaha, resiko usaha dan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha agroindustri getuk tradisional.
Penulis Utama | : | Novia Dwi Nugraheni |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | H0813129 |
Tahun | : | 2017 |
Judul | : | Studi Komparatif Usaha Agroindustri Getuk Modern dan Getuk Tradisional di Kota Magelang |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. Pertanian - 2017 |
Program Studi | : | S-1 Agribisnis |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Fak. Pertanian-Jur. Agribisnis-H0813129-2017 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Mei Tri Sundari, S.P., M.Si. 2. R. Kunto Adi, S.P., M.P. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. Pertanian |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|