×
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses hubungan antara warga Muslim dan Hindu pada upacara Pujawali dan Perang Topat yang menjadi bagian islam wetu telu di Lingsar, Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat melalui peran komunikator, media, danpesan. Komponen tersebut dibangun dalam komunikasi antar budaya, sehingga membentuk integrasi warga Muslim dan Hindu di Lingsar. Penelitian ini menggunakan metode naturalistik inquiryuntuk mengurai dan mendeskripsikan budaya alamiah Pujawali dan Perang Topat dari sudut pandang warga pemilik budaya di Lingsar. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi partisipan dan wawancara mendalam. Pengambilan sampel informan menggunakan Purposive sampling. Proses pengumpulan data dengan teknik snowball sampling/chain sampling sebanyak 24 orang informan.
Hasil yang ditemukan adalah terjadi konvergensi simbol melalui cerita fantasiDatu Sumilirdalam pembentukan hubungan warga Muslim dan Hindu. Konvergensi tersebut dikonstruksi oleh tokoh adat (Pemangku) melalui ritual-ritual adat, pengobatan, dan keagamaan sebagai media komunikasi kepada warga Muslim dan Hindu. Simbol terkonvergensi dalam pesan yang dikomunikasikan oleh warga Muslim dan Hindu yaitu simbol Datu Sumilir, Kelebutan, dan Kemaliq. Selain itu ditemukan barriers komunikasi berupa perbedaan kepercayaan danprasangka yang disebabkan masalah internal Pura Lingsar dan ditemukan pula pembauran (asimilasi) berupa verbal, nonverbal dan simbol pada saat upacara Pujawali dan Perang Topatsebagai sebuah pengelolaan hubungan baik,sehingga terbentuk dan terjaga hubungan (relationship) antara kedua warga yang berbeda agama untuk bekerjasama mensukseskan ritual upacara Pujawali dan Perang Topat.