Abstrak

Pendahuluan: Biji kelor mengandung antioksidan seperti flavonoid, saponin, tannin, terpene, dan alkaloid yang berpotensi mengurangi perlemakan pada ginjal dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanolik biji kelor (Moringa oleifera Lam.) dapat mengurangi perlemakan pada ginjal dan menurunkan kadar asam tikus putih (Rattus norvegicus) model sindrom metabolik.

MetodePenelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan pre and postest with control group design untuk parameter kadar asam urat dan postestonly with control group design untuk parameter histopatologi ginjal. Sampel berupa tikus putih jantan galur wistar, berat badan150-200 gram, usia2-3 bulan, dan diambil secara purposive sampling. Sebanyak 28 ekor tikus dibagi 4 kelompok secara acak, masing-masing kelompok berisi 7 ekor tikus. Kelompok KK diberi diet pelet standar BR-2 selama 81 hari. Kelompok KP1, KP2, dan KP3 diberikan diet tinggi lemak dan fruktosa selama 53 hari untuk mencapai kondisi sindrom metabolik. Kelompok KP2 dan KP3 kemudian diberi ekstrak etanolik biji kelor dengan dosis150mg/kgBB dan 200mg/kgBB selama 28 hari. Kadar asam urat dianalisis dengan uji T berpasangandan One-way ANOVA dilanjutkan post hoc Tukey HSD. Histopatologi ginjal dinilai berdasarkan degenerasi lemak tubulus dengan pengecatan HE menggunakan analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan post hoc Mann-Whitney.

Hasil: Diperoleh hasil bermakna (p<0>Simpulan: Pemberian ekstrak etanolik biji kelor (Moringa oleifera, Lam.) berpengaruh menurunkan kadar asam urat dan memperbaiki kerusakan histopatologi ginjal pada tikus putih (Rattus norvegicus) model sindrom metabolik.

Kata Kunci : Biji kelor, ekstrak etanolik, kadar asam urat, histopatologi ginjal, tikus model sindrom metabolik