×
ABSTRAK Soleh Setyawan, PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) DAN JENIS CETAKAN PADA PROSES PENGECORAN TERHADAP TINGKAT KEKERASAN PADUAN ALUMUNIUM SILIKON (Al-Si). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, September, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan pengaruh variasi penambahan tembaga (Cu) terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). (2) Mengetahui perbedaan pengaruh jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). (3) Mengetahui interaksi antara variasi penambahan tembaga (Cu) dan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). (4) Mengetahui tingkat kekerasan yang paling optimal akibat penambahan tembaga (Cu) dan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap paduan alumunium silikon (Al-Si). Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan pengecoran logam Mf Antik, Batur, Ceper, Klaten untuk proses pengecoran, Laboratorium Pengujian Bahan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk pengujian kekerasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah paduan alumunium silikon (Al-Si) yang dibuat melalui pengecoran logam di perusahaan pengecoran logam Mf Antik Batur, Ceper, Klaten. Sampel diambil dengan teknik “purposive sampling”. Sampel dalam penelitian ini adalah paduan alumunium silikon (Al-Si) dengan kadar 12%Si dan penambahan tembaga (Cu) 2%, 5%, dan 8%. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 6 sampel. Data didapat dari pengukuran nilai kekerasan dengan metode Brinell. Jumlah data penelitian diperoleh dengan melakukan empat kali pengulangan pada setiap perlakuan, sehingga data yang diperoleh sebanyak 24 data. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dan uji komparasi ganda pasca anava dengan menghitung rerata sel, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan pada variasi penambahan tembaga (Cu) terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). Hal ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 252,08 lebih besar dari Ftabel = 6,01 (Fobs > Ftabel) pada taraf signifikansi 1 %. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). Hal ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 635,40 lebih besar dari Ftabel = 8,28 (Fobs > Ftabel) pada taraf signifikansi 1%. (3) Ada perbedaan pengaruh interaksi bersama yang signifikan variasi penambahan tembaga (Cu) dan jenis cetakan pada proses pengecoran terhadap tingkat kekerasan paduan alumunium silikon (Al-Si). Hal ini dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobs = 34,06 lebih besar dari Ftabel = 6,01 (Fobs > Ftabel) pada taraf signifikansi 1 %. (4) Dilihat dari rerata, tingkat kekerasan paling rendah paduan alumunium silikon (Al-Si) pada penambahan tembaga 2% dengan jenis cetakan pasir yaitu 86,40 HBN. Sedang kekerasan yang paling tinggi adalah 107,76 HBN pada penambahan tembaga 8% dengan jenis cetakan logam. Sehingga proses perlakuan yang optimal untuk paduan alumunium silikon (Al-Si) pada penambahan tembaga 2%, 5%, 8% dan jenis cetakan pasir maupun cetakan logam adalah pada penambahan tembaga (Cu) 8% dengan cetakan logam.