Studi ini membahas mengenai dinamika kelompok pariwisata sebagai salah satu bentuk implementasi demokrasi dalam pengambilan keputusan. Popularitas kesenian tradisional sebagai bentuk komoditas wisata, membuat isu komodifikasi budaya menggeser sentimentil nilai kebudayaan menjadi komersialisasi kebudayaan. Penelitian ini memberikan tinjauan umun metode etnografi yang digunakan untuk menggambarkan realitas dan esensi kelompok masyarakat dalam pengambilan keputusan. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara secara mendalam serta literature review untuk mengidentifikasi apa yang diketahui dari subjek dan apa yang perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan kemampuan dari setiap anggota kelompok dapat memicu kompetisi internal yang sehat. Independensi merupakan kebebasan dalam menyampaikan gagasan serta ekespresi namun tetap berada dalam aturan yang sudah disepakati kelompok. Keberadaan kesenian tradisional dapat terus dilestarikan dan direvitalisasi dari tuntutan pasar global, sepanjang konsep inovasi mampu mensinergikan antara persepsi dan tindakan masyarakat sebagai pelaku wisata. Komunikasi kelompok bersifat terbuka dan berlangsung secara dua arah, dimana tahap fungsional dalam perkembangan kelompok ditandai dengan terciptanya kekompakan dan homogenitas yang pada akhirnya terjadi dalam menjalankan fungsi-fungsi kelompok.  

Kata Kunci: komunikasi kelompok, komodifikasi budaya, wisata kampung wayang