Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) Alasan-alasan perlunya strategi   dalam   meningkatkan   kesadaran   warga   terhadap   pemenuhan   hak pendidikan anak di Kelurahan Joyotakan, Serengan, Surakarta, (2) bentuk strategi dan  program  yang  dilakukan  Solo  Mengajar  dalam  meningkatkan  kesadaran warga terhadap pemenuhan hak pendidikan anak, (3) hambatan-hambatan yang dihadapi Solo Mengajar dalam meningkatkan kesadaran warga terhadap pemenuhan hak pendidikan anak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tunggal terpancang. Sumber data adalah iinforman, peristiwa, atau aktivitas, dokumen, dan arsip. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Peneliti menggunakan trianggulasi data dan metode untuk mendapatkan data yang valid. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model interaktif dengan mengikuti langkah-langkah berikut: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian tahap  pra lapangan,  (4)  verifikasi.  Prosedur penelitian  ini  mengikuti  langkah- langkah: (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pelaksanaan lapangan, (3) tahap analisis lapangan, dan (4) tahap penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan   hasil   penelitian,   dapat   ditarik   kesimpulan:   (1)   Alasan perlunya strategi solo mengajar dalam meningkatkan kesadaran warga terhadap pemenuhan hak pendidikan anak diantaranya minimnya pengetahuan warga terhadap   peraturan   perundang-undangan   tentang   hak   perlindungan   anak, kurangnya kesadaran warga dalam proses pendampingan anak, dan minimnya pendidikan nonformal (budi pekerti, tata krama, moral) yang dilakukan orang tua terhadap  anak  (2)  Solo  Mengajar  menggunakan  strategi  pendampingan  sosial yang didukung dengan program SOMFA melalui kegiatan berupa sosialisasi, mediasi, dan fasilitasi dalam meningkatkan kesadaran warga terhadap pemenuhan hak  pendidikan  anak.  (3)  Hambatan  internal  berupa  hambatan  komunikasi semantik karena perbedaan gaya bahasa antara warga dan volunteer dan hambatan eksternal adalah kesadaran remaja dan orang tua yang kurang dalam mendukung kegiatan Solo Mengajar dalam meningkatkan kesadaran warga terhadap pemenuhan hak pendidikan anak.