Abstrak

Pada awal 2017 PT. PLN (Persero) mengeluarkan kebijakan pencabutan subsibi pada pelanggan 450 VA  dan 900 VA sehingga tarifnya telah mengikuti perekonomian. Pencabutan tersebut sebagai tindakan dari pemerintah untuk mendata kembali masyarakat yang berhak dan layak mendapatkan subsidi atau bisa disebut Subsidi Tepat Sasaran. Pada kenyataannya tindakan tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Tindakan pencabutan daya 450 VA dan 900 VA tentunya menimbulkan keresahan dari masyarakat yang merasa terbebani dengan pencabutan tersebut. Karena dampak yang dirasakan adalah kenaikan dasar tarif listrik dari Rp 605 per kWh sekarang menjadi 1352 per kWh.
Humas atau public relations PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga dalam menjaga hubungan dengan pelanggan berperan sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam mendengar dan menerima pendapat dari pihak-pihak yang terkait. Terutama saat adanya keluhan program Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga dalam menangani setiap komplain dari pelanggan, dapat dilihat dari proses pengumpulan fakta (fact finding), perencanaan (planning), pelaksanaan (communicating) hingga evaluasi program penanganan keluhan pelanggan (evaluating).
Pelanggan merupakan faktor terpenting dalam kemajuan sebuah perusahaan, maka dari itu PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga terus berupaya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Oleh karena itu humas PT. PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga dituntut perusahaan untuk menjadi “mata”, dan “telinga” serta “tangan kanan” perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya yaitu dengan membina hubungan dengan publik internal dan publik eksternal melalui proses penyampaian informasi yang baik pula.

Kata Kunci : Strategi Humas, Complaint Handling