Abstrak

Penelitian ini adalah studi kasus pada elemen distribusi air bersih di sebuah wilayah di Kabupaten Karanganyar dengan kemampuan produksi air melebihi kapasitas pemanfaatannya. Sehingga sumber daya maupun energi yang dipergunakan jauh lebih besar dari pada imbal balik kemanfaatannya. Sistem distribusi air bersih ini berada di Kecamatan Colomadu. Air baku yang digunakan adalah air permukaan dari Sungai Pepe yang bangunan intakenya berada di Bendung Tritis Desa Bolon kecamatan Colomadu. Kapasitas produksi IPA adalah 50 lt/dt dan memungkinkan untuk memberikan suplai bagi
4.000 sambungan rumah. Sedangkan sambungan rumah eksisting hanya berjumlah 846 sambungan.
Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  kapasitas  dan  kinerja  pelayanan,
menentukan strategi yang tepat dilakukan untuk mengembangkan kapasitas pelayanan serta merumuskan strategi peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah kerja diantaranya observasi, wawancara, kuisioner, serta analisis data primer dan sekunder untuk mengetahui kinerja pelayanan berdasarkan aspek normatif sesuai standar penilaian kinerja PDAM yang diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja sistem penyediaan air minum PDAM dinilai dari aspek normatif dikategorikan sangat buruk, walaupun berdasarkan presepsi pelanggan kinerja distribusi dinilai baik. Salah satu penyebab buruknya kinerja PDAM karena cakupan pelayanan air bersih di Kecamatan Colomadu baru mencapai
4,99?ri total jumlah penduduk, hal ini menyebabkan inefisiensi dalam produksi air karena beban sumber daya yang digunakan jauh lebih besar dari hasil yang didapatkan (kapasitas produksi air sebesar 50 lt/dt sedangkan yang terjual hanya sebesar 4,63 lt/dt). Berdasarkan analisis SWOT, PDAM berada pada posisi strategi agresif. Strategi ini memungkinkan PDAM untuk memperluas cakupan pelayanan serta melakukan usaha pemanfaatan kelebihan produksi dengan melakukan kerja sama lintas wilayah  yang membutuhkan suplai air bersih. PDAM harus mampu mendorong dinas terkait dalam upaya menyusun regulasi dalam hal perlindungan keberlanjutan air baku, pembatasan pemanfaatan air tanah bagi rumah tangga, industri dan hotel.

Kata Kunci : Analisis kinerja, distribusi air, SWOT