Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ketidakberimbangan berita, dalam hubungan media  relations  antara  media  Solopos,  Radar  Solo,  Joglosemar,  Suara  Merdeka dengan Humas Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo terkait dengan pemberitaan di media  mengenai  eksekusi  rumah  dinas  “Mess  Cokrosuman”  yang  berada  di Kemlayan, Serengan, Solo. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis pemberitaan yang ada di surat kabar Solopos, Radar Solo, Joglosemar dan Suara Merdeka berkenaan dengan pemberitaan konflik Mess Cokrosuman, serta bagaimana strategi humas Lanud Adi Soemarmo dalam memanajemen situasi krisis tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan tipe penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang mendalam tentang strategi media relations humas dalam manajemen krisis,  dimulai dengan mengframe pemberitaan di media yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis teks berita untuk melacak isi berita pada level teks yang berjumlah Sembilan pemberitaan, agar hubungan media relations humas Lanud Adi Soemarmo dan media massa secara interpersonal akan berdampak baik pada pencapaian publikasi instansi/lembaga yang maksimal serta berimbang. Dan model analisis framing Robert N Entman digunakan untuk menganalisa bagaimana suatu media membingkai suatu peristiwa tertentu yang menjadi perhatian khalayak.  Pengumpulan  data dilakukan  dengan  wawancara secara mendalam  (in- depth interview) terhadap 9 (Sembilan) informan dari wartawan, pimpinan redaksi dan humas Lanud Adi Soemarmo serta metode pengumpulan data lain dari dokumen pendukung, agar dapat diketahui strategi yang digunakan oleh humas Lanud Adi

Soemarmo dalam menangani konflik tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beberapa media dalam pemberitaan konflik mes Cokrosuman terkesan kurang memenuhi aspek keberimbangan, lalu dari penempatan berita tiap edisi dari masing-masing suratkabar menunjukan peristiwa ini dianggap biasa-biasa saja oleh media meskipun berita ini mempunyai potensi konflik. Sedangkan strategi yang dilakukan oleh humas TNI-AU Adi Soemarmo ketika menghadapi situasi krisis sangat menarik. Dimana strategi itu muncul ketika humas sedang  berada  pada  situasi  konflik  .  Hal  demikian  dilakukan  oleh  para  unsur pimpinan dengan sigap mendatangi berbagai kantor-kantor media untuk memberikan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Sehingga kelembangaan militer yang selama ini  dipersepsikan  oleh  kalangan  jurnalis  sulit  mengakses  informasi tidaklah demikian. Karena humas TNI-AU Lanud Adi Soemarmo menunjukan hal sebaliknya. Oleh karena itu, berkenaan dengan pemberitaan yang dianggap biasa-biasa saja oleh media merupakan peran humas TNI-AU dalam penaganan konflik tersebut.

Kata Kunci : Strategi media relations, Framing, Manajemen krisis