Artikel ini membahas tentang penyebab terjadinya kecemasan dalam  komunikasi online akibat adanya harapan-harapan individu yang tidak atau belum terpenuhi. Dalam komunikasi online terdapat jeda waktu antara pengiriman pesan dan penerimaan respons yang disebut sebagai time between text message. Jeda waktu yang tidak tentu lamanya inilah yang cenderung menyebabkan adanya keterlibatan emosional pada komunikator, dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dari  kaum milenial yang tergabung dalam grup Whatsapp pekerja media televisi di Jakarta. Pada artikel ini akan dibahasa apa saja yang sebetulnya diharapkan oleh komunikator ketika mengirim pesan berupa teks menggunakan teori pelanggaran ekspektasi (Expectation Violations Theory) yang menggambarkan batasan-batasan harapan yang dimiliki setiap individu. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan dengan alat pengumpulan data berupa tinjauan pustaka dan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 45 informan, dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi digital berupa pertukaran pesan teks, harapan tertinggi para komunikator adalah adanya balasan dari pihak seberang. Harapan lain yang berada di urutan kedua adalah pesan tersebut dapat dibalas dengan waktu yang cepat dan ditanggapi sesuai konteks pesan. Sedangkan di nomor tiga harapan yang lain adalah jawaban pesan berupa pesan yang detail dan jelas, dan urutan selanjutnya adalah harapan akan jawaban pesan yang tidak singkat. 

Kata kunci : text anxiety, kecemasan bertukar pesan, pelanggaran ekspektasi, expectation violations theory, chatting, Whatsapp, milenial