Penulis Utama | : | Senna Maretta P |
NIM / NIP | : | D0313072 |
Abstrak
Seni pertunjukan wayang kulit itu telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun non fisik. Untuk mempertahankannya ada agen-agen yang berusaha mereproduksinya yaitu dalang dan sekolah pedalangan. Sekolah pedalangan yang ada di Surakarta, yaitu SMKI, Pasinaonan Dalang Mangkunegaran (PDMN), dan ISI. Tujuan penelitian untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pertunjukan wayang kulit di Surakarta, serta untuk mengetahui cara mereproduksi identitas kulutral oleh dalang dan pihak sekolah pedalangan. Penelitian ini menggunakan teori Habitus, Modal dan Arena dari Bourdieu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan penelitian ini adalah dalang, penonton, murid jurusan pedalangan dan dosen atau guru jurusan pedalangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Lokasi penelitian di Surakarta. Teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model Miles and Hubermas yang dimulai tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan, serta validitas data menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surakarta yang semakin modern menyebabkan pertunjukkan wayang kulit mengalami perubahan.Yang dulunya pertunjukkan digunakan untuk acara-acara ritual yang bersifat sakral, namun sekarang pertunjukkanhanya untuk hiburan masyarakat. Melihat perubahan yang terjadi maka dalang melakukan strategi untuk mempertahankannya, yaitu reproduksi identitas kultural di Surakarta. Reproduksi identitas kultural ini dilakukan melalui tiga hal yaitu keluarga, sekolah dan media sosial. Melalui keluarga, seorang dalang akan mewariskan ilmu mereka kepada anak-anaknya guna untuk pelestarian budaya. Pihak sekolah pedalangan digunakan untuk mereproduksi materi-materi pedalangan, baik yang berubah maupun yang tidak berubah.Sekolah pedalangan didirikan untuk membantu melahirkan dalang-dalang muda yang berkualitas dan memiliki tanggungjawab untuk melestarikan kesenian wayang kulit. Media sosial digunakan dalang untuk menyebarkan informasi tentang kesenian wayang kulit, dan pertunjukan. Mempertahankan kesenian wayang kulit merupakan kewajiban dan tanggungjawab yang harus dilakukan oleh seorang dalang dan penonton untuk tidak melupakan kesenian-kesenian tradisional di Surakarta, serta memberikan kekuatan pada penonton dan berkomitmen terhadap pelestarian kesenian wayang kulit.
Kata Kunci : Seni pertunjukkan wayang kulit, Perubahan dan Reproduksi
Penulis Utama | : | Senna Maretta P |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | D0313072 |
Tahun | : | 2017 |
Judul | : | Reproduksi Identitas Kultural Melalui Seni Wayang Kulit di Kota Surakarta (Studi Kasus Seni Pertunjukkan Wayang Kulit Surakarta) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. ISIP - 2017 |
Program Studi | : | S-1 Sosiologi |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Fak. ISIP Jur. Sosiologi-D0313072-2017 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Drajat Trikartono, M.Si. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. ISIP |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|