×
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tradisi Toraja dalam novel Landorundun berbentuk simbol-simbol yang memerlukan interpretasi dari balik struktur bahasa. Makna tersebut juga memiliki makna hidup untuk kehidupan modern. Maka pertanyaan yang muncul ialah bagaimana makna simbolis tradisi Toraja dalam Novel Landorundun?
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginterpretasi makna simbolis tradisi Toraja dalam novel Landorundun. Dengan demikian, dapat memberikan pemahaman serta penjelasan berkenaan dengan makna yang tersirat dalam struktur bahasa yang disajikan oleh Rampa’ Maega selaku pengarang.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode fenomenologi. Data dan sumber data penelitian ini terdiri dari data dan sumber data primer serta sekunder. Data penelitian ini adalah teks novel Landorundun yang mengandung simbol-simbol tradisi Toraja. Adapun, data sekundernya ialah tradisi Toraja. Sumber data primer penelitian ini adalah novel Landorundun dan sumber data sekundernya ialah berbagai artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan penelitian dokumen. Teknik analisis data penelitian ini adalah memahami teks dengan metode fenomenologi untuk membuka makna, memahami makna ontologis simbol-simbol dan dijelaskan secara kritis menggunakan demitologisasi Bultmann untuk menangkap muatan reflektifnya, dan kemudian menghasilkan maksud tersembunyi di balik simbol-simbol tradisi Toraja dalam novel Landorundun.
Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) Adat istiadat sebagai simbol tradisi Toraja terdiri atas Rambu Tuka dan Rambu Solo’. Rambu Tuka merupakan upacara ucapan syukur yang terdiri atas adat pernikahan, adat sesaji padi, adat penyembuhan, dan adat pembangunan Tongkonan. Adapun, Rambu Solo’ merupakan upacara pemakaman; 2) Mitos sebagai simbol tradisi Toraja berkembang melalui cerita-cerita yang diwariskan secara turun-temurun. Hal ini mengukuhkan eksistensi para leluhur masyarakat Toraja hidup dengan mitos; 3) makna simbolis yang terdapat dalam adat istiadat dan mitos dalam novel Landorundun merupakan ungkapan kembali emosi keagamaan dan religi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan. Masyarakat Toraja menjadikan tradisi sebagai falsafah hidup menuju Puya (surga) dan media untuk menghormati Puang Matua, 3 dewa, dan To Membali (arwah leluhur).
Kata Kunci : Simbol, Tradisi Toraja