×
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) latar belakang yang mendasari munculnya industri kerajinan aksesoris reog di Kabupaten Ponorogo dan (2) perkembangan industri kerajinan aksesoris reog di Kabupaten Ponorogo tahun 1992 – 2012.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap heuristik yaitu pengumpulan sumber data yang berupa arsip milik BPS; Dinas Pariwisata; dan Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro, surat kabar sezaman, artikel, jurnal setema, buku-buku referensi serta wawancara dengan beberapa pengrajin dan pihak dinas terkait. Tahap kedua yaitu kritik sumber yaitu untuk mendapatkan sumber yang sesuai, sumber perlu dibandingkan dan dikritik secara ekstern dan intern. Tahap ketiga yaitu interpretasi yaitu tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga akan memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa. Tahap terakhir adalah historiografi yaitu menuliskan laporan penelitian dengan menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya pengrajin reog di Kabupaten Ponorogo adalah dampak dari perkembangan kesenian reog, dimana permintaan perlengkapan reog yang semakin meningkat. Para pengrajin umumnya memproduksi dhadhak merak, topeng Bujangganong atau ganongan, topeng Kelono Sewandono, kendang, dan eblek atau jaranan. Mereka juga memproduksi pernak-pernik atau souvenir reog, seperti miniatur reog, reog mini, topeng Kelono Sewandono mini, topeng Bujangganong mini, dan pecut Samandiman. Pada tahun
1997 – 1998, Indonesia mengalami krisis moneter yang buruk. Hal ini sebenarnya tidak terlalu berdampak secara signifikan bagi sebagian pengrajin. Pada tahun
1998 hingga 2002 industri kerajinan aksesoris reog mulai menampakkan perkembangannya lagi. Kemudian pada tahun 2003 hingga 2012 merupakan tahap kemapanan bagi industri kerajinan reog di Kabupaten Ponorogo, karena kerajinan ini semakin berkembang dan semakin banyak masyarakat yang berminat untuk menjadi pengrajin reog