×
Latar Belakang : Tingginya tuntutan gaya hidup sekarang ini menimbulkan stress yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, salah satunya inhibitory control. Inhibitory control berperan penting dalam menyingkirkan hal-hal yang bukan prioritas guna mencapai hal yang lebih diprioritaskan. Puasa diketahui memiliki efek dalam menurunkan respon stress dan juga meningkatkan plastisitas neuron pada otak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control grup design. Jumlah partisipan sebanyak 60 mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran UNS dengan IMT normal (18,5-24,9), umur 18-25 tahun, tidak sedang mengonsumsi psikofarmaka, dan tidak ada riwayat trauma kepala yang dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok berpuasa dan tidak. Kelompok berpuasa dipilih ketika partisipan telah melakukan intermitten fasting minimal selama 3 bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret menggunakan prosedur Long Term Stress Test (LTST) untuk induksi stress akut dengan 3 tahap induksi, yakni arithmatic test, color word test, dan menceritakan pengalaman buruk yang merupakan serangkaian prosedur pada alat Nexus Mark II. Untuk menilai fungsi kognitif berupa inhibitory control, digunakan Stroop Color Word Test dengan aplikasi Inquisit 5 for Windows yang akan mendapatkan data berupa interference score.
Hasil : Berdasarkan analisis uji normalitas liliefors didapatkan data terdistribusi normal pada kedua kelompok (p>0,05). Independent sample t-test didapatkan perbedaan hasil yang signifikan p=0.007 (p<0>Kesimpulan : Terdapat perbedaan inhibitory control yang bermakna antara kelompok puasa dan kelompok tidak puasa terhadap paparan stress akut