Latar Belakang: Pola kehidupan saat ini menuntut seseorang untuk berupaya lebih dalam menghadapi perubahan yang mana hal tersebut mampu menimbulkan stres. Stres berdampak pada berbagai sistem tubuh, salah satunya fungsi kognitif yakni decision-making. Intermittent fasting diketahui memiliki efek pada peningkatan plastisitas neuron dan resistensi terhadap stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intermittent fasting terhadap decision-making pasca paparan stres akut.
Metode: Penelitian quasi eksperimental ini merupakan penelitian post test control only group design. Subjek penelitian sebanyak 60 mahasiswa laki-laki program studi S1 Kedokteran yang dibagi menjadi 4 kelompok (15 mahasiswa per kelompok), yaitu kelompok kontrol (K), kelompok tidak puasa dengan induksi stres (S), kelompok puasa tanpa induksi stres (P), dan kelompok puasa dengan induksi stres (PS). Induksi stres dilakukan dengan protokol Long Term Stress Test. Performa decision-making dinilai dengan program Game of Dice Task, yang kemudian dianalisis dengan uji statistik non-parametrik Kruskal Wallis.
Hasil: Rerata menunjukkan hasil tertinggi pada kelompok P dan terendah pada kelompok S. Uji statistik non-parametrik Kruskal Wallis menunjukkan hasil yang tidak signifikan p=0.217 (p>0.05).
Kesimpulan: Intermittent Fasting memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kemampuan decision-making dan meningkatkan ketahanan decision-making terhadap paparan stres akut