×
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya: (1) perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa, (2) perbedaan pengaruh antara ketrampilan menggunakan alat ukur kategori tinggi dengan ketrampilan menggunakan alat ukur kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa, (3) interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dengan ketrampilan menggunakan alat ukur terhadap kemampuan kognitif siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi adalah seluruh siswa kelas X MAN 1 Sragen arta tahun ajaran 2006 / 2007. Sampel diambil secara acak yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas Xc sebagai kelas eksperimen dan kelas Xf sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik tes. Teknik analisis data menggunakan anava 2 jalan dengan isi sel tak sama, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut anava yaitu komparasi ganda metode scheffe. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus {(Fa = 5,932) > (F(1,72) = 3,97)}. Siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada melalui metode demonstrasi {(FA12 = 13,419) > (F0,05; 1,72 = 3,97)}. (2) ada perbedaan pengaruh antara ketrampilan menggunakan alat ukur kategori tinggi dengan ketrampilan menggunakan alat ukur kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus {(Fb = 37,643) > (F(1,72) = 3,97)}. Siswa yang mempunyai ketrampilan menggunakan alat ukur kategori tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai ketrampilan menggunakan alat ukur kategori rendah {(FB12 = 46,674) > (F0,05; 1,72 = 3,97)}. (3) tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan metode pembelajaran dan ketrampilan menggunakan alat ukur terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. Jadi antara ketrampilan menggunakan alat ukur dan pembelajaran Fisika dengan pendekatan konstruktivisme melalui metode pembelajaran mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus {(Fab = 1,284) < ((F(1,72) = 3,97)}. Dengan diperolehnya hasil penelitian, implikasinya sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara ketrampilan menggunakan alat ukur kategori tinggi dan ketrampilan menggunakan alat ukur kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini dapat digunakan guru agar dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. (2) ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan kostruktivisme melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. Hal ini dapat digunakan guru untuk menentukan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.