Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi dari penerapa asas
itikad baik dalam kontrak hulu migas terhadap kontrak bagi hasil dengan sistem cost recovery dan gross split.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan apabila dilihat dari jenis penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu melalui studi dokumen baik berupa jurnal, buku, peraturan  perundang-undangan,  literatur  dan  hasil  penelitian  dibidang hukum pertambangan dan asas hukum kontrak, kamus hukum dan atau dokumen terkait. Teknik analisis data adalah teknik analisis data kualitatif.
Berdasarkan penelitian ini, diperoleh dua kesimpulan. Pertama, bahwa  berdasarkan  analisa  Penulis,  asas  itikad  baik  penting  diterapkan dalam kontrak bagi hasil baik dengan sistem cost recovery maupun gross split yaitu untuk mencerminkan nilai keadilan dari kontrak tersebut. Dimana dengan diterapkannya asas itikad baik, maka tidak ada pihak yang tinggi ataupun rendah dalam kontrak bagi hasil, sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan pembagian yang didasarkan atas proporsi hak dan kewajiban tanpa merugikan salah satu pihak. Kedua, berdasarkan analisa Penulis, kontrak bagi hasil dengan sistem cost recovery dan gross split telah menerapkan asas itikad baik. Dimana dalam kontrak bagi hasil cost recovery asas itikad baik tersebut tercermin dari klausula – klausula dalam kontrak telah menerapkan prinsip 3P yang mencerminkan nilai dari itikad baik itu sendiri. Sedangkan dalam kontrak bagi hasil dengan sistem gross split, asas itikad baik ditemukan pada pembagian persentase antara Pemerintah dan Kontraktor yang telah adil dan lebih efektif.
Kata Kunci: Kontrak Bagi Hasil, Asas Itikad Baik, Cost Recovery, Gross
Split