×
versi dari naskah Hikayat Sri Rama. Hikayat Maharaja Rawana memiliki struktur penceritaan yang lengkap dibandingkan versi yang lain. Teks ini memiliki alur yang kompleks karena masing–masing tokoh yang dihadirkan memiliki jalan peristiwanya sendiri sehingga akan cukup sulit untuk memahami struktur cerita inti. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana suntingan teks Hikayat Maharaja Rawana; (2) bagaimana skema aktan dan struktur fungsional teks Hikayat Maharaja Rawana berdasarkan teori struktural A.J. Greimas; (3) bagaimana korelasi antarskema aktan dan struktur fungsional teks Hikayat Maharaja Rawana. Tujuan penelitian ini adalah (1) menyediakan suntingan teks yang baik dan benar; (2) mendeskripsikan skema aktan dan struktur fungsional teks Hikayat Maharaja Rawana; (3) mendeskripsikan korelasi antarskema aktan dan struktur fungsional untuk menemukan struktur utama cerita teks. Metode pengkajian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan metode struktural. Sumber data yang digunakan adalah teks Hikayat Maharaja Rawana dengan kode naskah Schoemann V 4 yang tersimpan di Perpustakaan Berlin, Jerman. Data penelitian ini adalah kalimat yang memiliki fungsi membentuk sebuah peristiwa yang terdapat dalam teks Hikayat Maharaja Rawana. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode standar. Teknik pengolahan data penelitian adalah tahap deskriptif, tahap analisis, dan tahap evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) Suntingan teks terdapat kesalahan salin tulis yang terdiri atas 56 lakuna, 16 substitusi, 44 ditografi, 5 transposisi, 4 adisi, 64 kata yang tidak terbaca, dan 4 ketidakkonsistenan penulisan. (2) Analisis skema aktan berdasarkan teori Algirdas Julien Greimas dalam teks Hikayat Maharaja Rawana diketahui terdapat 18 skema aktan dan struktur fungsional. (3) Korelasi antarskema aktan dan struktur fungsional menghasilkan struktur utama cerita teks Hikayat Maharaja Rawana