Seiring perkembangan zaman dan adanya globalisasi di dunia sepakbola, kini mulai bermunculan supporter di Indonesia yang mengadopsi ideologi supporter dari luar negeri. Surakartans 1923 adalah salah satu contoh suporter yang mengadopsi perilaku suporter Casuals layaknya di Inggris Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa itu supporter kasual dan bagaimana strategi yang dilakukan Surakartans 1923 dalam memperkenalkan identitas mereka. Penelitian ini menggunakan teori Interaksi Simbolik oleh Herbert Blumer. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan  informan dilakukan dengan purposive sampling. Lokasi penelitian ini di Kota Surakarta dan tepatnya pada Suporter Surakartans 1923. Untuk menjamin validitas data menggunakan trianggulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Casuals merupakan subkultur dari Hooligan. Hooligan sendiri merupakan kultur suporter dari Inggris yang kemudian secara sengaja dibawa ke Indonesia karena adanya globalisasi. Surakartans 1923 salah satu bentuk supporter Casuals yang ada dikota Surakarta. Dalam memperkenalkan identitas kelompok mereka kepada khalayak,  Surakartans 1923  mewujudkannya  melalui beberapa simbol yaitu simbol ruang, simbol atribut, dan simbol perilaku. Dari simbol-simbol inilah eksistensi kelompok mereka mulai dikenal