ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir  kritis  siswa  dengan  model  pembelajaran  problem  based  learning  dan numbered heads together berbasis student created case studies pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2018/ 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu  (quasy experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only with non-equivalent group. Populasi  penelitian  adalah  siswa kelas  X  IPA  SMA  Negeri  2  Karanganyar tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan jumlah 215 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan cluster  sampling.  Sampel  yang diambil  yaitu  2  kelas  sebagai  kelas  eksperimen  1 adalah kelas X IPA 3 berjumlah 36 siswa dengan penerapan model problem based learning dan kelas eksperimen 2 adalah kelas X IPA 1 berjumlah 36 siswa dengan penerapan model pembelajaran numbered heads together berbasis student created case studies.  Teknik  pengumpulan data  menggunakan  tes  essay,  lembar observasi,  dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu uji independent t-test.
Hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelas eksperimen untuk keterampilan berpikir kritis menunjukkan nilai thitung  sebesar 2,243 dan ttabel  dengan taraf signifikansi (?=0,05). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa dengan model problem based learning dan numbered heads together berbasis student created case studies. Perbedaan terlihat pada besarnya rata-rata nilai posttest keterampilan berpikir kritis pada kelas yang diajarkan dengan problem based learning yaitu 70,08 dan kelas yang diajarkan dengan numbered heads together berbasis student created case studies yaitu 65,16. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang diajarkan menggunakan model problem based learning dengan kelas yang diajarkan menggunakan numbered heads together berbasis student created case studies. Hasil capaian setiap aspek keterampilan berpikir kritis menunjukkan bahwa model PBL lebih baik pada aspek interpretation, analysis, dan self regulation, sedangkan model NHT-SCCS lebih baik pada aspek explanation.

Kata Kunci : problem based learning, numbered heads together, student created case studies, keterampilan berpikir kritis