ABSTRAK,

Pendahuluan: Sindrom metabolik berkaitan dengan stress oksidatif akibat obesitas sentral dan resistensi insulin. Stress oksidatif menyebabkan peningkatan pelepasan sitokin pro-inflamasi dan penurunan antioksidan. Akar kelor mengandung berbagai zat biokimia yang memiliki aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanolik akar kelor terhadap ekspresi protein IL-1ß jaringan hepar tikus putih model sindrom metabolik.

Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan metode posttest only control group design. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu K1 (kontrol negatif) diberi pakan standar, K2 (kontrol positif) dibuat sindrom metabolik tanpa ekstrak akar kelor, K3, K4, dan K5 dibuat sindrom metabolik dan diberi ekstrak etanolik akar kelor dosis 150, 250, dan 350mg/kgBB. Kondisi sindrom metabolik dicapai dengan pemberian 1ml/100grBW kuning telur bebek, 1ml/100grBW lemak sapi, 1ml/100grBW minyak teroksidasi selama 28 hari dan injeksi STZ-NA pada hari ke-25. Pemberian ekstrak etanolik akar kelor diberikan selama 28 hari setelah proses induksi sindrom metabolik selesai. Pengaruh pemberian diet tinggi lemak dan injeksi STZ-NA serta pemberian ekstrak etanolik akar kelor dianalisis dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk, uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney.
Hasil: Hasil uji Saphiro-Wilk ekspresi protein IL-1ß pada hari ke-57 data terdistribusi normal pada K2, K3, K4 dan K5 (p>0,05), K1 tidak terdistribusi normal (p<0 p=0,001>Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanolik akar kelor 250mg/kgBB dan 350mg/kgBB menurunkan ekspresi protein IL-1ß jaringan hepar tikus putih galur Wistar sindrom metabolik secara bermakna. Pemberian ekstrak etanolik akar kelor dengan dosis 150mg/kgBB menurunkan ekspresi protein IL-1ß jaringan hepar tikus putih secara tidak bermakna.

Kata Kunci: ekstak etanolik akar kelor, ekspresi protein IL-1ß, sindrom metabolik