Pendahuluan: Ketuban pecah dini (KPD) merupakan kejadian pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan terjadi yang disebabkan berbagai macam faktor. Aktivitas fisik yang berat, seprti berjalan dan berdiri dalam waktu lama, bekerja dengan intensitas tinggi, dan waktu yang lama juga menjadi salah satu faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik ringan dan berat pada ibu hamil terhadap kejadian ketuban pecah dini.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional anailitk dengan pendekatan case-control. Sampel penelitian ini diperoleh dari data kuisoner yang diisi oleh pasien KPD dan partus normal di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Sebanyak 46 sampel diambil dengan rincian 16 orang mengalami KPD dan 30 orang mengalami partus normal. Analisis data yang digunakan adalah analisis multivariat untuk menguji pengaruh antara variabel independen (aktivitas fisik) dan variabel perancu (infeksi) terhadap variabel dependen (KPD). Analisis dilakukan dengan uji regresi logistik berganda dengan Confident Interval 95% atau p<0>

Hasil: Dari 16 pasien yang mengalami KPD, 13 pasien melakukan aktivitas fisik tinggi pada tujuh hari terakhir dan 3 pasien melakukan aktivitas fisik rendah. Pada 30 pasien partus normal, 21 pasien melakukan aktivitas fisik tinggi dan 9 pasien melakukan aktivitas fisik rendah. Pada 16 pasien KPD, 10 pasien mengalami infeksi dan 6 pasien tidak mengalami infeksi. Sedangkan pada 30 pasien partus normal, 10 pasien mengalami infeksi dan 20 pasien tidak mengalami infeksi.

Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas fisik terhadap KPD. Akan tetapi aktivitas fisik tinggi meningkatkan resiko terjadinya KPD 1.421 lebih tinggi dari pasien yang melakukan aktivitas fisik rendah

Kata Kunci: Ketuban pecah dini, aktivitas fisik, infeksi