Penulis Utama : Abdullah Hamdan
NIM / NIP : D0215002
×

Abstrak:

Film merupakan salah satu media komunikasi massa sekaligus karya seni
audio visual. Film juga sebagai wahana penyampai pesan yang efektif. Sebagai
produk komunikasi massa yang memiliki fungsi kontrol sosial, film Indonesia
jarang yang mengangkat tema perpolitikan atau pemerintahan. Padahal beberapa
tahun belakangan ini perfilman Indonesia tengah berkembang secara signifikan.
Fenomena ini dikarenakan masyarakat Indonesia lebih menyukai film bertemakan
nasionalisme yang lebih laris dan terkenal. Fokus pada penelitian ini adalah
representasi cara komunikasi berpolitik para politisi ketika pemilihan presiden,
dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyat, media, dan sesama politisi
lainnya, baik secara langsung ataupun melalui media. Khususnya pada tingkah laku
politisi yang tidak sesuai dengan nilai demokrasi Pancasila.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
wacana untuk mencari tahu representasi komunikasi politik pemilihan presiden
yang terdapat pada film. Unit analisis dalam penelitian ini dikumpulkan
menggunakan teknik pengambilan sample, purposive sampling, yaitu film berjudul
“2014: Siapa di Atas Presiden?” yang disutradarai oleh Rahabi Mandra dan Hanung
Bramantyo. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi menonton film
kemudian membuat tabel scene. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis melalui
analisis wacana model Van Dijk melalui tahap Makrostruktur, Superstruktur, dan
Mikrostruktur dengan sumber pendukung dari buku-buku, artikel internet, berita
dan penelitian yang terdahulu.
Ditemukan terdapat dua bentuk wacana representasi komunikasi politik pada
film ini, yaitu tentang wacana kampanye dan wacana retorika. Bentuk wacana
kampanye direpresentasikan dengan politikus yang berkampanye mendatangi
rakyat, berkampanye menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik
seperti televisi, dan menjalin hubungan harmonis dengan media untuk menciptakan
citra yang baik. Bentuk wacana retorika direpresentasikan dengan gaya bicara
lantang politikus ketika berorasi dalam debat, pidato seorang presiden setelah
dilantik dengan diksi yang bagus, seorang politikus yang melakukan dialog untuk
mencari dukungan politik, dan gaya bicara politikus yang menggunakan bahasa
konteks tinggi yang samar pesannya. Scene tersebut muncul sebagai representasi
komunikasi politik cara politisi di Indonesia dalam melakukan komunikasi politik
dengan rakyat, media, dan sesama politisi lainnya, baik secara langsung ataupun
melalui media.

Kata kunci: Film, Politik, Komunikasi Politik, demokrasi Pancasila, dan Analisis
Wacana
 

×
Penulis Utama : Abdullah Hamdan
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D0215002
Tahun : 2019
Judul : REPRESENTASI KOMUNIKASI POLITIK DALAM FILM “2014: SIAPA DI ATAS PRESIDEN?” (Studi Kualitatif Analisis Wacana tentang Representasi Komunikasi Politik Pemilihan Presiden dalam Film “2014: Siapa Di Atas Presiden?” Karya Rahabi Mandra dan Hanung Bramantyo)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. ISIP - 2019
Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi
Kolasi :
Sumber : UNS-Fak. ISIP-Jur. ILMU KOMUNIKASI-D0215002 -2019
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Widyantoro, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.