ABSTRAK

Agrikultur menjadi salah satu sektor yang paling berkontribusi terhadap GDP mayoritas negara di ASEAN. Perusahaan pada sektor agrikultur, bersama dengan sektor perikanan, kehutanan, serta beberapa perusahaan sektor pertambangan dan manufaktur merupakan perusahaan berbasis aset biologis. Aset biologis memerlukan perlakuan khusus dibandingkan dengan aset lain karena mengalami proses transformasi biologis. Sebelum penggunaan nilai wajar diwajibkan melalui IAS 41 – Agriculture, perusahaan mengukur aset biologis dengan biaya historis. Salah satu upaya perusahaan untuk menarik investor adalah dengan meningkatkan kinerja keuangan. Penggunaan nilai wajar dapat menimbulkan volatilitas pada laporan keuangan yang merupakan akibat dari subjektivitas pengukuran ketika pasar aktif sebuah aset tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas aset biologis, pertumbuhan perusahaan, leverage dan capital expenditure dengan kinerja keuangan perusahaan berbasis aset biologis yang terdaftar pada Bursa Malaysia dan Philippine Stock Exchange dari tahun 2012 sampai 2017. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis data deskriptif melalui uji asumsi klasik serta analisis regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis. Temuan dari penelitian ini adalah intensitas aset biologis, pertumbuhan perusahaan, leverage dan capital expenditure berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kata kunci: agrikultur, aset biologis, kinerja keuangan, nilai wajar.