Penulis Utama | : | Addiina Purnawangsih |
NIM / NIP | : | S051708001 |
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan: (1) Wujud tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat, (2) Bobot tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat, (3) Bentuk pelestarian nilai budaya dalam tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat. Penelitian ini masuk dalam penelitian kualitatif yang berbentuk deskriptif.Teori yang digunakan untuk menelaah penelitian ini menggunakan Teori Estetika Djelantik. Adapun sumber datanya dari narasumber, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip, yang dicatat melalui catatan tertulis dan direkam melalui alat perekam, selain itu dapat juga melalui pengambilan foto.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini, berupa purposive sampling.Validitas data dicapai dengan menggunakan triangulasi sumber dan review informant. Teknik analisis data yang digunakan model analisis interaktif mengalir, yang meliputi: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Wujud tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri dan Basahan antara lain: (a) gaya Solo Putri, wujud tata rias wajahpengantin gaya Solo Putri antara lain bedak kekuningan, alis berbentuk mangot, eye shadow berwarna hijau dan coklat, blush on berwarna merah merona, lipstick bibir berwarna merah keoranyean dan paes berwarna hitam.Penatan rambut pada pengantin gayaSolo Putri berupa sanggul bangun tulak, Pelengkap (aksesoris) tata rias rambut terdiri dari: Cunduk mentul,Cunduk Jungkat, Sisir/keket, Centhung, Sunggaran, Sintingan, Ronce melati tibo dodo. Wujud busana pengantin gaya Solo Putri pengantin wanita terdiri dari: Kain batik motif, kebaya panjangmotif merak dan pada bagian depan memakai bef atau kutu baru berhiaskan sulur bunga berwarna kuning,selop. Sedangan aksesoris busana pengantin wanita terdiri dari: kalung, bross susun, cincin,giwangdan gelang. Wujud busana pengantin pria terdiri dari: kain batik, beskap dan teni warna putih, stagen, epek dan timang, selop, kuluk, keris. Pelengkap(aksesoris) yang dikenakan pengantin pria diantaranya terdiri dari: Sumping, Bross, kalung ronce melati, kalung ulur, bunga kolong keris. (b) gaya Solo Basahan, tata rias wajah pada pengantin wanita terdiri dari: paes, alis menjangan ranggah, laler mencok, mata berwarna hijau kecoklatan dan bibir, berwarna merah keorangean. Tata rias rambut pada pengantin gayaSolo Basahan terdiri Sanggul Bokor Mengkurep, Sedangkan pelengkap (aksesoris) pada pengantin wanita terdiri dari: cunduk mentul, cunduk jungkat, centung, Sunggar, Sisir (keket) sintingan, ronce melati tiba dada, sempyokatau bross. Busana pengantin Solo Basahandodot ageng untuk pengantin wanita memiliki wujud yang terdiri dari rangkaian bentuk busana mulai dari kain dodot sampai. Perwujudan detail dari busana ini terdiri darikain cinde, pengantin Solo Basahan untuk wanita memakai bentuk dodot ageng. Pelengkap(aksesoris) busana pengantin wanita gaya Solo Basahan terdiri: suweng Brumbungan, kalung dan bross, gelang dan cincin, epek dan timang, buntal, dan Selop. Busana pengantin putra gayaSolo Basahan memiliki wujud yang terdiri dari Dodot Alas-alasan, dodot ageng untuk laki-laki memiliki bentuk ngumbar kunco dan celana cinde. Pelengkap(aksesoris) busana pengantin pria gaya Solo Basahan terdiri: kuluk mathak, sumping,kalung ulur, kalung roncean melati, epek, Timang dan Ukup, Keris, roncean bunga melati kolongan keris, buntal dan Selop.Bobot tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat mengandung makna ajaran bagaimana menjalani kehidupan berumah tangga dengan memakai tuntunan bertingkah laku sesuai pandangan hidup orang Jawa dan busana ini merepresentasikan harapan dan doa kepada Tuhan. Penampilan tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat saat upacara panggih ditampilkan layaknya sebuah pertunjukan seni diperagakan oleh kedua pengantin yang seolah-olah menjadi raja dan ratu sehari. (2) Bentuk peletarian nilai budaya tata rias dan busana pengantin gaya Solo Putri serta Basahan di Surakarta Hadiningrat adalah sebagai berikut: (a) Pembelajaran muatan lokal pernikahan adat Surakarta, (b) Pembelajaran kursus tata rias dan busana pengantin gaya Surakarta, (c) Pembelajaran Pawiyatan Marcukundo atau Sekolah Khusus Pambiwara di Surakarta Hadiningrat, dan (d) Festival pengantin Nusantara, dan (5) Workshop pagelaran pernikahan adat di Surakarta Hadiningrat.
Kata Kunci : Tata Rias, Busana, Solo Putri, Solo Basahan
Penulis Utama | : | Addiina Purnawangsih |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S051708001 |
Tahun | : | 2020 |
Judul | : | Pelestarian Tata Rias dan Busana Pengantin Gaya Solo Putri Serta Basahan di Surakarta Hadiningrat (2018-2019) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2020 |
Program Studi | : | S-2 Pendidikan Seni |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prog. Studi Pendidikan Seni-S051708001-2020 |
Kata Kunci | : | Tata Rias, Busana, Solo Putri, Solo Basahan |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Margana, M.Sn. 2. Dr. Edy Tri Sulistyo, M.Pd. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|