×
Latar Belakang: Luaran stroke dapat dipengaruhi dengan cara memonitor dan mengontrol beberapa kondisi klinis yang berkaitan dengan stroke seperti tekanan darah, kadar glukosa, gizi, profil lipid dan suhu tubuh. Adanya demam pada stroke berhubungan dengan luaran yang buruk, seperti volume infark yang lebih besar, tingkat mortalitas yang lebih tinggi, serta kecacatan dan ketergantungan yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara suhu tubuh dengan luaran fungsional pasien stroke iskemik akut.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kohort. Subjek penelitian adalah 30 pasien stroke iskemik akut yang dirawat di Unit Stroke Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi pada bulan Oktober-November 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap hari selama masa perawatan di rumah sakit dengan menggunakan termometer timpani. Penilaian luaran fungsional menggunakan instrumen NIHSS dan dilakukan dua kali yaitu saat pasien masuk dan saat keluar dari rumah sakit. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji korelasi koefisien kontingensi dan Chi-square menggunakan program SPSS 24,0. Pada analisis data digunakan batas kemaknaan p<0>Hasil penelitian: Dari 30 sampel terdapat 4 sampel yang mengalami hipertermi selama perawatan di rumah sakit (13,3%). Pasien yang mengalami perburukan pada luaran fungsional lebih banyak daripada pasien yang mengalami perbaikan dengan jumlah 20 orang (66,7%). Didapatkan bahwa persentase perbaikan pada hipertermi adalah sebesar 20% dan tidak hipertermi 80%. Untuk persentase perburukan luaran fungsional pada hipertermi yaitu sebesar 10% dan tidak hipertermi 90%. Hasil uji koefisien kontingensi tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara suhu tubuh dengan luaran fungsional pasien stroke iskemik akut (p= 0,448).