Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang kompleks dan
kronis dan merupakan kontributor utama yang berpengaruh pada ketidakstabilan
emosi. Psikoedukasi integratif memberikan pengetahuan, keterampilan yang
berhubungan dengan diabetes melitus dan menggabungkan elemen psikologis
sehingga dapat membantu dalam mengontrol gula darah pasien diabetes melitus.

Tujuan: Mengetahui prevalensi depresi dan kepatuhan pengobatan pasien diabetes
melitus di puskesmas kabupaten sukoharjo dan pengaruh psikoedukasi integratif
terhadap depresi dan kepatuhan pengobatan pasien DM tipe 2 di puskesmas
Kabupaten Sukoharjo.

Metode: Studi ini merupakan eksperimental kuantitatif pre post design,
menggunakan modul psikoedukasi integratif yang diberikan sebanyak 1 dan 4 kali
pertemuan menggunakan metode ceramah secara berkelompok terhadap pasien
diabetes melitus. Instrumen yang digunakan adalah BDI untuk mengevaluasi
depresi dan MMAS untuk mengevaluasi kepatuhan pengobatan. Analisis yang
digunakan uji t berpasangan jika sebaran data normal atau uji mann whitney jika
sebaran data tidak normal. Studi ini telah mendapatkan persetujuan dari komite etik
rumah sakit.

Hasil:. Total subyek penelitian adalah 179, kelompok kontrol 81, kelompok
perlakuan 98, subyek yang mengundurkan diri 3 orang. Setelah dilakukan dengan
uji mann whitney, psikoedukasi integratif yang diberikan 1 kali pertemuan belum
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skor BDI, MMAS dan gula darah
(nilai p>0.05), sedangkan psikoedukasi yang diberikan 4 kali pertemuan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan skor BDI, peningkatan
skor MMAS dan perbaikan gula darah antara pre dan post psikoedukasi integratif
(nilai p<0>

Simpulan: Psikoedukasi integratif yang diberikan 4 kali, berpengaruh terhadap
penurunan depresi, peningkatan kepatuhan pengobatan dan perbaikan gula darah
sewaktu