×
Pulau Jawa merupakan pusat pembangunan dan pulau terpadat di Indonesia. Banyak orang dari berbagai daerah datang mencari peruntungan. Beragamnya pekerjaan dan pabrik ada pada tiap kotanya. Kini, Pulau Jawa juga menjadi lahan tambang yang popular bagi perusahaan-perusahaan semen. Pembangunan pabrik semen yang semakin marak tidak lagi memperhatikan lingkungannya. Penolakan turut hadir seiring pembangunan pabrik. Konflik tumbuh karena adanya keberpihakan yang menyebabkan ketidakadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana representasi ketidakadilan hukum, hak asasi, dan lingkungan. Metodologi yang digunakan adalah semiotika Charles Peirce. Setiap elemennya yaitu ikon, indeks, dan simbol yang ada dalam metode semiotika dianalisis melalui adegan dalam film. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini membahas ketidakadilan yang dibagi menjadi hukum, hak asasi, dan lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa film Samin vs Semen merepresentasi ketidakadilan hukum, hak asasi, dan lingkungan. Ketidakadilan terjadi dengan adanya perlakuan koersif, intimidasi, ancaman, pelanggaran hak asasi pun terjadi dari pihak-pihak kepolisian, TNI, serta pemerintahan bukanlah sikap yang harus dilakukan sebagai penyelenggara dan aparatur negara. Sedangkan ketidakadilan lingkungan memperlihatkan bahwa pembangunan pabrik tidak seharusnya dilakukan karena bertentangan dengan kondisi alam di kawasan tersebut.
Kata Kunci : Film, Representasi, Semiotika Charles Barthes, Ketidakadilan