×
Perbincangan tentang perempuan memang selalu menarik apalagi jika dihubungkan penggambaran wanita dalam media massa. Penggambaran wanita dalam media massa tidak jauh dari bentuk badan sebagai daya tariknya. Pemaparan perempuan dalam media tidak pernah jauh dari tubuh. Mulai dari cara berbusanan, bentuk tubuh, maupun eksploitasi tubuh itu sendiri, seperti simbol-simbol yang menggunakan tubuh untuk pengabdian seks dimana pengabdian tersebut kembali lagi yaitu untuk laki-laki.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana politik tubuh perempuan dalam cerpen Jangan Main-main Dengan Kelaminmu Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengemukakan bagaimana politik tubuh perempuan direpresentasikan dalam cerpen. Pemilihan data dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu yang sesuai dengan tujuan penelitian dan rumusan masalah. Dalam analisis, peneliti menggunakan teknik analisis wacana model Sara Mills. Peneliti memilih metode ini, karena metode ini sering digunakan dalam penelitian feminis dan perempuan serta metodenya sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Metode analisis wacana Sara Mills melihat bagaimana teks dibangun melalui empat posisi, yaitu posisi objek, subjek, penulis dan pembaca. Dalam posisi objek dan subjek, penulis menganalisis bagaimana politik tubuh perempuan digambarkan dalam teks. Dalam posisi penulis, peneliti melihat wacana dari latar belakang penulis. Sedangkan dalam posisi pembaca, peneliti melihat bagaimana teks diterima oleh pembaca penikmat cerpen.
Politik tubuh perempuan adalah cara yang dilakukan perempuan untuk melepaskan kekuasaan pada tubuhnya. Dalam penelitian ini, tubuh perempuan digambarkan dijadikan objek semata dan juga dikuasai oleh budaya sehingga perempuan tidak dapat bertindak sesuai dengan keinginan mereka bahkan cenderung dipaksa untuk melakukan kegiatan yang merugikan perempuan. Namun, dengan pemberdayaan kekuatan mereka sendiri, akhirnya perempuan dapat terlepas dari kekuasaan tersebut.
Kata Kunci : Perempuan, politik tubuh, analisis wacana, Sara Mills.