Penulis Utama : Muliani Safitri Hasibuan
NIM / NIP : H0813120
×

ABSTRAK

Ubi kayu menempati urutan nomor tiga setelah beras dan jagung sebagai makanan pokok masyarakat. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki luas lahan pertanian yang besar sehingga produksi pertanian menjadi salah satu yang patut diperhitungkan. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu sentra pertanian ubi kayu yang berada pada posisi pertama di Provinsi Jawa Tengah dengan produksi sebesar 878.580 Ton. Permasalahan utama dalam rantai nilai yaitu kurangnya koordinasi vertikal dan horizontal, tingginya biaya pengolahan yang dikeluarkan oleh petani selaku produsen, besarnya biaya transaksi termasuk biaya transportasi, koordinasi yang buruk antara para pelaku di sepanjang rantai nilai, kurangnya fasilitas penyimpanan yang dimiliki oleh petani, harga yang berfluktuasi, jaringan jalan transportasi yang buruk, dan akses yang sedikit mengenai informasi harga pasar. Terbatasnya informasi mengenai harga pasar berdampak pada sikap petani yang hanya berstatus sebagai “price taker”, sedangkan aktor lain seperti pengumpul dan pedagang besar bahkan pabrik berperan sebagai price maker sehingga akan berpengaruh terhadap lemahnya posisi tawar petani.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji kondisi rantai nilai ubi kayu di Kabupaten Wonogiri (2) menganalisis besar biaya, keuntungan, marjin pemasaran, pangsa produsen, dan nilai tambah ubi kayu, serta (3) mengkaji strategi untuk perbaikan rantai nilai yang lebih efisien di Kabupaten Wonogiri. Metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Metode penentuan petani sampel dilakukan dengan metode random sampling dan didapat sebanyak 45 petani responden, sedangkan aliran pemasaran ubi kayu dilakukan dengan metode snowball sampling. Metode analisis data menggunakan analisis rantai nilai (value chain) Kaplinsky dan Morris (2001) dikombinasikan dengan ACIAR (2012). Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami (1987). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat 8 (delapan) pola saluran tataniaga ubi kayu di Kabupaten Wonogiri. 2) Pangsa produsen terbesar diperoleh oleh petani dari saluran pemasaran VIIb yang memberikan nilai tambah dengan pengolahan ubi kayu basah menjadi ubi kayu kering sebelum dijual ke pelaku selanjutnya (3) Perbaikan rantai nilai dapat dilakukan dengan farm management upgrading meliputi penerapan strategi penanaman bibit ubi kayu unggul, pemberian pupuk sesuai kebutuhan tanaman dan perbaikan sistem agribisnis dari hulu ke hilir. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu petani dapat terus membentuk kelompok asosiasi petani untuk menentukan harga penjualan ubi kayu ke pabrik tepung tapioka. Pemerintah dapat memberikan penyuluhan mengenai bibit unggul yang dapat ditanam di daerah Kabupaten Wonogiri untuk memproduksi ubi kayu dengan kualitas baik dan jumlah produksi yang lebih banyak. Sebaiknya petani dalam menjual hasil panennya menggunakan saluran pemasaran I. Sebaiknya dilakukan peneilitian lebih lanjut mengenai analisis rantai nilai (value chain) ubi kayu di Kabupaten Wonogiri dengan fokus penelitian dan alat analisis yang lebih kompeherensif.

×
Penulis Utama : Muliani Safitri Hasibuan
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0813120
Tahun : 2017
Judul : Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Ubi Kayu di Kabupaten Wonogiri
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Pertanian - 2017
Program Studi : S-1 Agribisnis
Kolasi :
Sumber : UNS-Fak Pertanian-Prodi Agribisnis-H0813120-2017
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu,
2. M.S Setyowati, S.P, M.P
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.