Latar Belakang :. Kanker serviks merupakan 73,2?ri kasus kanker ginekologi. Salah satu permasalahan penting pada pengobatan kanker serviks adalah lebih dari 70% pasien datang ke rumah sakit pada stadium lanjut. Jenis histologi karsinoma serviks yang paling banyak adalah karsinoma sel skuamosa dan memiliki prognosis lebih baik dibandingkan adenokarsinoma. Kemoterapi neoadjuvan merupakan tatalaksana karsinoma serviks stadium awal sebelum dilakukan operasi histerektomi radikal. Biomolekuler VEGF-C dan Heparanase dikembangkan dan digunakan sebagai parameter penilaian respon kemoterapi, VEGF-C dan Heparanase berperan dalam proses vaskulogenesis, limphangiogenesis, serta pembentukan saluran limfatik baru dimana berperan penting untuk metastasis.

Tujuan : Untuk mengetahui ekspresi VEGF-C dan Heparanase di jaringan serviks sel skuamosa stadium awal sebelum dan sesudah di kemoterapi neoadjuvan.

Metode : Penelitian ini dengan rancangan Quasi Experimental yang dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi serta Laboratorium Patologi Anatomi RS Dr Moewardi – Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 25 sampel jaringan pasien karsinoma serviks sel skuamosa stadium awal dilakukan pemeriksaan immunohistokimia ekspresi VEGF-C dan Heparanase  sebelum dan sesudah dikemoterapi Paxus-Carboplatin. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dengan interval kepercayaan 95% dan p <0>

Hasil : Rerata ekspresi VEGF-C di jaringan karsinoma serviks sel skuamosa sesudah dikemoterapi menurun (4.20) dibandingkan sebelum kemoterapi (6.16). Terdapat perbedaan bermakna (p<0 xss=removed>

Kesimpulan: Ekspresi VEGF-C dan Heparanase di jaringan karsinoma serviks sel skuamosa menurun secara signifikan pada pasien yang dikemoterapi neoadjuvan sehingga ekspresi VEGF-C dan Heparanase jaringan dapat digunakan sebagai parameter penilaian respon kemoterapi.

Kata Kunci : VEGF-C, Heparanase, karsinoma serviks sel skuamosa, Kemoterapi neoadjuvan.