Penulis Utama | : | M. Rosyidi |
NIM / NIP | : | S111508009 |
Croft (2000: 4) menyatakan bahwa “Language doesn’t change: people change language through actions” Bahasa itu tidak berubah, manusialah yang mengubah bahasa melalui tindakan-tindakannya. Masyarakat suku Sasak yang mendiami desa Tembeng Putik, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur saat ini sedang mengalami fenomena yang dikatakan oleh Croft, dimana bahasa Sasak mengalami pergeseran penggunaannya dalam beberapa aspek dan ranah tutur. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji aspek-aspek bahasa Sasak apa saja yang telah bergeser;
2) faktor yang mendorong terjadinya pergeseran itu, dan 3) apa saja usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat Tembeng Putik untuk menghindari adanya pergeseran tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan berlangsung dari Oktober 2016 - Oktober 2018. Subjek penelitian adalah masyarakat Desa Tembeng Putik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dalam pengambilan data penulis menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1) observasi; 2) teknik sadap; 3) teknik simak; 4) teknik wawancara; 5) tahap transkripsi; dan 6) tahap klasifikasi. Guna memenuhi kadar validitas data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yang terdiri dari: 1) triangulasi data; 2) triangulasi teori; dan 3) triangulasi metodologis. Teknik analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman (dalam Sutopo, 2006: 119-120).
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat dua aspek pergeseran bahasa Sasak yang ditemukan dalam masyarakat Desa Tembeng Putik, yakni: 1) aspek kata dan 2) aspek tingkat tutur (indhit base). Faktor pergeseran bahasa yang dapat diidentifikasi oleh penulis terdiri dari lima, antara lain: 1) faktor kompetensi kebahasaan; 2) faktor pendidikan; 3) faktor keluarga/perkawinan; 4) faktor lingkungan tinggal; dan 5) faktor sikap bahasa. Strategi pemertahanan bahasa Sasak yang dapat dilakukan oleh masarakat Desa Tembeng Putik terdiri dari tiga strategi, yakni: 1) pemertahanan bahasa Sasak dalam ranah keluarga, 2) ranah sosial, dan 3) ranah pendidikan.
Dari penelitian yang telah dilakukan, implikasi yang dapat diambil adalah perlu adanya perbaikan bahasa Sasak dalam masyarakat Desa Tembeng Putik, dimana pada saat ini kebanyakan masyarakat lebih memilih untuk menggunakan bentuk baur bahasa Indonesia dalam membentuk bahasa Sasak. Selain itu, mereka juga tidak cakap dalam menerapkan tingkat tutur (indhit base).
Kata Kunci: pergeseran bahasa, bahasa sasak, kata baur, tingkat tutur.
Penulis Utama | : | M. Rosyidi |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S111508009 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Pergeseran Bahasa Sasak di Desa Tembeng Putik Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur (Kajian Sosiolinguistik) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2019 |
Program Studi | : | S-2 Linguistik (Deskriptif) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prodi Magister Linguistik -S111508009-2019 |
Kata Kunci | : | pergeseran bahasa, bahasa sasak, kata baur, tingkat tutur. |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Sri Marmanto, M.Hum. 2. Prof. Dr. Djatmika, M.A. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|