×
Latar Belakang: Di Indonesia, NAFLD masih sering terjadi, penyebabnya kebanyakan adalah karena non-alkoholik. Untuk pemeriksaan dapat dilakukan beberapa cara yaitu Biopsi Hati, USG Hati. Sedangkan untuk memeriksa kerusakan parenkim dapat digunakan dengan Biopsi Hati, Fibroscan dan Skor APRI. Di sebagian daerah di Indonesia masih belum memiliki alat pemeriksaan invasif seperti Biopsi, atau Fibroscan dikarenakan peralatan tersebut relatif mahal sehingga mempengaruhi biaya pemeriksaanya. Salah satu alternatif pemeriksaan adalah Skor APRI karena biayanya yang cukup murah. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan derajat fatty liver dengan Skor APRI pada pasien NAFLD. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian merupakan pasien NAFLD di RSUD Dr. Moewardi sebesar 33 sampel. Data penelitian diambil dari rekam medis pasien yang tercatat dari September 2018 – Oktober 2019. Hasil data yang dikumpulkan kemudian di analisis menggunakan teknik analisis Odds Ratio. Hasil: Hasil uji analisis odds rasio didapatkan nilai (p > 0,05) dan nilai OR=0,577. Ini menunjukkan tidak adanya hubungan pada kedua variabel. Hasil perhitungan sensitivitas dan spesifitas didapatkan nilai 40,91% dan 54,54%. Kesimpulan: Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji odd rasio, dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara derajat fatty liver dan skor APRI pada pasien NAFLD