×
Toleransi di Indonesia adalah salah satu isu yang riskan konflik. Begitu pula yang ada pada Film Pendek “Kau Adalah Aku Yang Lain” (2017) Karya Anto Galon. Pengemasan isi pesan dalam film ini menyebabkan multitafsir dikalangan masyarakat. Beberapa kalangan mengkritik film ini. Penelitian ini ingin membuktikan bahwa benar penelitian tersebut adalah toleransi. Teori yang digunakan dalam penlitian ini menggunakan semiotika. Semiotika adalah teori yang digunakan untuk mencari makna dari suatu teks dengan mengacu pada tanda-tanda yang muncul. Lebih lanjut dimaknai dengan indeks tertentu untuk mendapatkan makna secara utuh. Sedangkan toleransi yang menjadi dasar penelitian menggunakan Umar Hasyim yaitu mengakui hak setiap individu, menghormati keyakinan lain, agree in disagreement, saling mengeri, serta kesadaran dan kejujuran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika model Christian Metz. Model ini adalah model yang sangat cocok untuk menelaah gambar bergerak atau dalam penelitian ini adalah film.Metode ini membedah film dengan menggunakan sintagmatik image track yaitu tipe-tipe sintagmatik dalam film.Metz menyebutkan ada delapan tipe antara lain Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Bracket Syntagama, Discriptive Syntagma, Alternate Syntagma, Scene, Episodic Sequence, dan Ordinary Sequence.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Film Pendek “Kau Adalah Aku Yang Lain” (2017) Karya Anto Galon berdasarkan Syntagmatic Image Track menghasilkan bahwa dalam film ini terdapat 7 bagian dengan 5 tipe yaitu 1 Bracket Syntagma (Seorang Jemaah Pengajian Mengingatkan Tokoh Mbah) pesan yang disampaikan setiap individu berhak menentukan sikap dan langkah tertentu dalam kehidupannya. 2 Alternate Syntagma(peristiwa polisi menengok keadaan pasien dari kaca kendela ambulan dan polisi mengatur jalannya ambulan, jamaah yang membisikan dan jalannya ambulan) pesan yang disampaikan polisi membantu tanpa pandang bulu, memriotiaskan ambulan tersebut lewat. 2 Scene (ceramah kyai dan pemberian jalan ambulan) pesan yang disampaikan adalah sesame manusia adalah saudara walaupun berbeda dan memprioitaskan ambulan lewat. 1 Episodic Sequence (Konflik ambulan yang dilarang lewat) pesan yang disampaikan bahwa perbedaan bukan penghalang untuk individu mendapat hak dan kewajibannya, selain itu lebih mempriotaskan yang penting dan tidak mudah menjustifikasi orang lain. 1 Ordinary Sequence (diskusi penyelesaian) pesan yang disampaikan mempriotiaskan yang penting dan seorang individu dapat merepresentasikan golongan tertentu walaupun tidak dapat dipukul rata. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa film ini bermuatan toleransi.
Kata Kunci : Semiotika, Film, Christian Metz, Toleransi Beragama