×
Perkembangan PDAM kota Surakarta periode 1977-2004 (Studi Pengelolaan Air Bersih Di Perkotaan). Skripsi : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana latar belakang berdirinya PDAM di Surakarta ? (2) Bagaimana perkembangan PDAM Surakarta periode 1977-2004 ? (3) Bagaimana peran PDAM Surakarta dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya ? Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menjelaskan latar belakang berdirinya PDAM Surakarta. (2) Untuk menjelaskan bagaimanakah perkembangan PDAM Surakarta periode 1977-2004. (3) Untuk menjelaskan peran yang dilakukan oleh PDAM Surakarta dalam usahanya memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Adapun data primer yang diperoleh melalui studi dokumen yang berupa arsip dari PDAM Surakarta, Wawancara dengan beberapa orang yang berhubungan dengan tema penulisan ini, dan data skunder yang berupa artikel, Koran, majalah, dan buku-buku yang ada hubungannya dengan tema ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif. Dengan demikian penulis menggunakan deskriptif-analisa dalam menceritakan laporan hasil penulisan. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa pada awal pertumbuhan PDAM kota Surakarta ini berasal dari Pakubuwono X yang mempunyai ide untuk menambah persediaan air bagi kota Surakarta pada tahun 1929 dengan cara mengambil air dari sumber air utama Cokrotulung. Meskipun pencetus ide adalah dari Pakubuwono, tetapi pelaksananya ialah NV. Hoogdruk Water Leiding Hoofplaats Surakarta Omstreken. Pada zaman Jepang berganti nama menjadi Solo Suido Syo yang sebenarnya secara tugas dan wewenangnya adalah sama, yaitu untuk persediaan air bersih di Kota Surakarta. Setelah Indonesia merdeka perusahaan ini akhirnya menjadi kekuasaan penuh oleh Indonesia, dimana sejak tahun 1977 perusahaan ini resmi berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta yang notabenenya adalah berbadan hukum dan bersifat mandiri. Tantangan yang dihadapi oleh PDAM saat ini adalah masih kurangnya SDA (Sumber Daya Air) untuk penambahan persediaan air bersih yang memang sudah harus ditingkatkan, berkurangnya SDM( Sumber Daya Manusia) yang benar-benar mampu untuk menguasai teknologi yang berhubungan dengan pengelolaan air bersih, dan munculnya isu privatisasi yang sedang mengguncang penguasaan Sumber Daya Air. Sampai saat ini PDAM Kota Surakarta dianggap masih relevan untuk dipertahankan mengingat prestasi yang diberikan oleh PDAM ini sangat bagus. Meskipun demikian, PDAM Kota Surakarta harus terus berbenah dan berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat Surakarta. Hal ini harus dilakukan mengingat masih terdapat keluhan dari masyarakat Surakarta terutama yang berkenaan dengan kualitas, kwantitas, dan kontinuitas yang dihasilkan oleh PDAM kota Surakarta.